Bioskop Arsitektur FIMA Jabar: Louis Kahn

Oleh kikywikantari

Editor kikywikantari

BANDUNG, itb.ac.id - Pada hari Jumat (12/06/09) bertempat di Galeri Arsitektur Labtek IXB ITB, diadakan pemutaran film tentang Louis Kahn, seorang arsitek terkenal dunia yang memiliki perjalanan hidup yang menarik. Acara rutin yang dinamakan 'Archinema' ini diselenggarakan oleh Forum Ikatan Mahasiswa Arsitektur Jawa Barat (disingkat FIMA Jabar-red), bertujuan untuk berbagi pengetahuan mengenai dunia arsitektur dengan mengenal arsitek-arsitek terkenal dunia dan karya-karyanya.

Acara dibuka dengan sambutan dari Baskoro Tedjo, dosen Arsitektur ITB yang menjadi tuan rumah Archinema kali ini. Beliau mengulas sedikit mengenai kisah hidup Louis Kahn yang terkenal dengan keahliannya dalam memainkan cahaya sebagai bagian dari karya arsitekturnya dan citra Silence Architecture yang selalu ditampilkan dalam karyanya. Kemudian, dilanjutkan dengan penampilan akustik dari band pembuka, Impraboard, yang beranggotakan 5 orang mahasiswa Universitas Parahyangan (Unpar).

Film berdurasi 3 jam yang diputar ini menceritakan kisah hidup Louis Kahn mulai dari keluarganya, pandangan arsitek terkenal dunia lainnya terhadap Kahn, hingga kisah tragis kematiannya sebagai seorang arsitek terkenal dunia yang nyaris tidak diketahui oleh banyak orang. Film yang berjudul ''My Architect" ini dibuat oleh anak kandungnya, Nathaniel Kahn, yang ingin mengetahui kehidupan misterius ayahnya yang bahkan tidak begitu ia kenal hingga ayahnya meninggal.

Arsitek Dunia yang Berakhir Tragis

Dalam dunia arsitektur, kehebatan seorang arsitek hanya dapat dibuktikan melalui karyanya yang mengagumkan banyak orang. Sepeti kata Philip Johnsons, arsitek terkenal dunia yang merupakan sahabat Kahn,''God can only be known through His works''. Seseorang tidak akan percaya dengan adanya Tuhan, sebelum melihat ciptaan Tuhan. Analogi tersebut membuat Kahn selalu menciptakan keheningan dalam karya arsitekturnya agar tercipta suasana khidmat sehingga manusia dapat merenungkan keberadaan Tuhan ketika berada dalam bangunannya.

Hidup Kahn berakhir tragis karena serangan jantung ketika ia berada di Stasiun Pennsylvania, AS pada umur 73 tahun. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang setelah berkeliling dunia, dalam keadaan bangkrut. Tidak ada tanda pengenal dirinya, sehingga orang-orang yang menemukan ia dalam kondisi sekarat tidak dapat mengetahui identitas dirinya. Hal tersebut merupakan sebuah kisah tragis yang tidak selayaknya dialami oleh seorang arsitek terkenal dunia.

Dalam kegiatan Archinema ini, FIMA Jabar yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa dari jurusan Arsitektur se-perguruan tinggi di Jawa Barat (ITB, Unpar, Itenas, UPI, Unikom), menghimbau pada para anggotanya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan FIMA Jabar lainnya, salah satunya seperti; ArchitecTour yang mempelajari arsitektur bangunan-bangunan tua di kota Bandung sambil berekreasi, untuk menambah pengetahuan mengenai dunia arsitektur yang akan berguna untuk seterusnya.