Buat Inovasi UAV Berbasis AI dan Energi Surya sebagai Respons Tumpahan Minyak, Mahasiswa Teknik Mesin ITB Juara 2nd Runner-Up Mechanical Essay Competition 2024

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor M. Naufal Hafizh

Kiri ke kanan: Tim RAKAVANA yang beranggotakan Gravin Hotasi Zakharia, Fawwaz Athar Suandhito, dan Frenaldi Sam Faidiban.

BANDUNG, itb.ac.id — Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengukir prestasi di kancah internasional. Tim RAKAVANA, yang terdiri atas Fawwaz Athar Suandhito (Teknik Mesin, 2022) sebagai ketua tim sekaligus Propulsion & Power Engineer, Frenaldi Sam Faidiban (Teknik Mesin, 2022) sebagai Aerodynamic & Mechanical Designer, dan Gravin Hotasi Zakharia (Teknik Mesin, 2022) sebagai Robotic, Software, & Control Engineer, berhasil meraih 2nd Runner-Up dalam ajang kompetisi DERRICK 2024 cabang Mechanical Essay Competition. Kompetisi ini diselenggarakan oleh PEM Akamigas yang mengusung tema “Rapid Energy Optimization in the Oil and Gas Industry with Artificial Intelligence Technology Based on Blue Economy and Sustainable Energy”.

Tim RAKAVANA membawa inovasi bertajuk "Solar Powered Unmanned Aerial Vehicle with Integration of Artificial Intelligence for Sustainable Solutions in Oil Spill Response". Ide ini lahir sebagai jawaban atas tantangan besar dalam menangani tumpahan minyak di laut, yang berdampak negatif pada ekosistem laut dan ekonomi masyarakat pesisir.

Paper ini mengusulkan pengembangan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) berbasis energi surya yang diintegrasikan dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan menangani tumpahan minyak di laut. UAV ini dirancang memiliki kemampuan terbang jarak jauh hingga 205 km dengan dukungan panel surya yang memungkinkan operasi berkelanjutan dengan sistem pengisian daya secara langsung di udara berbasis energi matahari.

Skematika deteksi tumpahan minyak.

AI berbasis deep learning diterapkan untuk memproses data citra satelit Synthetic Aperture Radar (SAR) dalam mendeteksi dan mengidentifikasi tumpahan minyak. Teknologi ini memungkinkan UAV secara otomatis menentukan lokasi tumpahan, mengarahkan UAV ke area tersebut, dan menerapkan biodispersant untuk mempercepat proses pembersihan minyak.

Kompetisi ini berlangsung dalam beberapa tahap sejak September hingga November 2024, melibatkan perguruan tinggi dari berbagai negara. Tantangan terbesar yang dihadapi tim adalah membagi waktu antara akademik dan persiapan kompetisi. Di tengah kesibukan semester lima, yang penuh dengan praktikum dan ujian, tim tetap gigih menyelesaikan paper, presentasi, dan simulasi teknologi mereka.

“Waktu itu cukup sulit, terutama ketika harus menyelesaikan modul praktikum sambil mengerjakan proyek lomba. Tapi semua perjuangan terbayar,” ujar Athar, Ketua Tim RAKAVANA saat ditemui di Ruang Kerja Bersama (RKB) Fakultas Teknik Mesin Dirgantara (FTMD) ITB pada Selasa, 26 November 2024.

Gravin menambahkan, “Kami harus belajar banyak hal baru, termasuk teknologi machine learning yang tidak diajarkan spesifik di jurusan. Butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk memahami dasar-dasar AI dan mempraktikkannya.” Sebagai bentuk dedikasi, Gravin bahkan bela-belain untuk mengikuti kelas machine learning di fakultas lain demi memaksimalkan pengerjaan kompetisi ini.

Conceptual Design dan Aerodynamic Simulation.

Keberhasilan tim RAKAVANA bukan hanya soal memenangkan kompetisi, tetapi juga membuka jalan untuk inovasi yang lebih besar di masa depan. Sam menekankan pentingnya semangat berkarya selama kuliah. “Prestasi ini bukan akhir, melainkan awal untuk terus berkarya. Jangan hanya kuliah, tapi juga manfaatkan waktu untuk berkontribusi.”

Gravin menambahkan, “Jangan takut keluar dari zona nyaman. Gunakan kesempatan selama menjadi mahasiswa di kampus terbaik ini untuk berkembang dan mengejar peluang.”

Kesuksesan ini tak lepas dari dukungan FTMD ITB yang memberikan bantuan finansial, mentoring, serta tempat di Laboratorium Teknik Produksi. “Kami sangat berterima kasih kepada Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB, khususnya angkatan Orpheus, yang telah menjadi support system kami selama perjalanan ini,” ujar Athar.

Athar menyampaikan pesan mutiara untuk mahasiswa lainnya, “Kalah atau menang dalam lomba bukanlah yang utama. Yang penting adalah pengalaman dan ilmu yang didapat. Jangan takut gagal, berani mencoba adalah langkah pertama menuju kesuksesan.”

Dengan inovasi ini, tim RAKAVANA tidak hanya menunjukkan keunggulan teknologi mahasiswa ITB, tetapi juga memberikan solusi nyata untuk tantangan lingkungan global. Selamat kepada tim RAKAVANA atas prestasi membanggakan ini!

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

#prestasi mahasiswa #ftmd #inovasi #uav #ai #energi surya #teknik mesin