Buka Wawasan dengan Pertukaran Pelajar

Oleh Amelia Rahma Faustina

Editor Amelia Rahma Faustina

BANDUNG, itb.ac.id - Association Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales (AIESEC) cabang Bandung mengadakan Exchange Fair 2011 pada Sabtu (19/03/11) bertempat di Aula Timur ITB. Exchange Fair adalah ajang pengenalan program pertukaran pelajar antar negara yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan fresh graduate. Acara ini mendatangkan pembicara tamu Alanda Kariza dan Erditya Arfah, serta tentunya penjelasan program yang disajikan dengan cara menarik berupa penjelasan di konter-konter negara tujuan pertukaran seperti: Ukraina, Turki, Malaysia, Rusia, Polandia, India, Brazil, Mauritius, Afrika, Cina, dan Taiwan.

Pada saat program pertukaran berlangsung, peserta mengerjakan suatu proyek sesuai minat mereka yang difasilitasi oleh Non Profit Organization (NGO) di negara tujuan. Proyek yang dimaksud termasuk diantaranya proyek kemanusiaan dan pendidikan. Organisasi pemuda dengan anggota terbesar ke- 2 di seluruh dunia setelah Palang Merah Internasional ini mengakomodasi pemuda-pemudi menyentuh dunia melalui dua kegiatan: pertukaran pelajar dan pengalaman memimpin yang keduanya pasti dialami oleh seluruh anggota AIESEC.

Pada acara kali ini, ada beberapa returnee (orang yang baru saja kembali dari pertukaran) yang berkesempatan membagi pengalaman pertukaran mereka. Salah satunya adalah Ima, mahasiswi Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, yang baru saja kembali dari Thailand pada bulan Februari lalu. Proyek yang ia kerjakan saat pertukaran berjudul "Let's Speak English!" yaitu sebuah proyek mengajarkan Bahasa Inggris  kepada mahasiswa di Bangkok University.

"Bahasa Inggris kurang memasyarakat di Thailand dan mahasiswa-mahasiswa disana kurang bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris," ujarnya. Ima berperan sebagai mentor bahasa bagi mahasiswa-mahasiswa yang sebaya di universitas tersebut. Dalam presentasinya, Ima mengungkapkan bahwa ia mendapatkan pengalaman yang sangat berkesan. Berbagai masalah termasuk cultural shock ia alami dan bisa ia atasi dengan baik. Disana pula Ima bertemu dengan banyak teman dari negara lain yang mengerjakan proyek serupa, seperti dari Pakistan, Korea Selatan, Mesir, dan Malaysia. Tak lupa, pelesir ke tempat wisata seperti Phuket pun ia lakukan disana.

Acara Exchange Fair tersebut dihadiri oleh masyarakat umum terutama mahasiswa dari berbagai universitas di Bandung. Firliani, mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran mengaku tertarik untuk mengikuti pertukaran untuk mendapatkan pengalaman kerja di dunia internasional, memperkaya jejaring sosial, dan tentunya untuk mendukung studi.

"Acara seperti ini dapat bermanfaat untuk membuka wawasan mahasiswa, khususnya mahasiswa ITB agar menambah wawasan akan dunia internasional. Dengan proyek-proyek yang menarik, mahasiswa dapat mengembangkan softskill agar siap terjun di masyarakat," ujar salah satu pengunjung, Debby Rahmi (Planologi ITB 2008).