Tingkatkan Kemampuan Adaptasi dan Kemampuan Kerja Sama Multibudaya Melalui ITB International Undergraduate Program

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung kembali menggelar rangkaian sosialiasi yang membahas informasi penerimaan mahasiswa baru. Pada kali kelima ini sosialisasi digelar pada Sabtu (17/6/2023) yang bertempat di Kampus ITB Jakarta, di Lantai 12 Graha Irama Building (Indorama), Kuningan, Jaksel.

Sosialisasi ini memiliki topik khusus, yakni International Undergraduate Program yang dapat diikuti oleh siswa WNI dan WNA.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M. Eng., menyampaikan bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak besar untuk setiap sendi kehiduapan masyarakat, terutama pada bidang teknologi informasi dan komunikasi.

“Batas negara, budaya, bangsa telah hilang karena diterobos oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat. Derasnya arus informasi ini membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkontribusi terhadap peradaban dunia secara global,” kata Prof. Jaka.

Prof. Jaka mengatakan ITB menyelenggarakan International Undergraduate Program (IUP) tujuannya untuk menghasilkan mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi serta kemampuan adaptasi terhadap perubahan dan budaya lintas negara.

Oleh karena itu, mahasiswa yang mengikuti IUP akan diwajibkan mengikuti pertukaran pelajar agar mampu bekerja sama dalam skala multibudaya serta memiliki etos kerja yang tinggi. Prof. Jaka pun berharap sosialiasi ini dapat memberikan wawasan bagi calon mahasiswa yang akan menentukan pendidikan tingginya di masa depan.

Penjelasan selanjutnya disampaikan oleh Direktur Direktorat Pendidikan ITB Dr. Techn. Ir. Arief Hariyanto, yang membahas kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang pada abad ke-21 ini. Kemampuan ini terdiri dari kemampuan problem solving, social skill, process skill, system skill, dan cognitive skill. “Namun, social skill menjadi yang sangat penting, terutama bagi mahasiswa yang mengambil IUP,” katanya.

Menurut Arief, social skill menjadi kemampuan yang dapat diasah melalui kelas IUP karena adanya kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar di universitas mitra di luar negeri.

Dia juga menerangkan bahwa program pertukaran pelajar yang diwajibkan bagi mahasiswa IUP bertujuan untuk mendapatkan pengalaman berkecimpung di kegiatan internasional. Mahasiswa juga dapat mengasah keterampilan sosial, dan memiliki kesadaran terhadap isu global.

Pada kesempatan ini, dia pun menjelaskan adanya pembukaan program studi baru di jalur internasional (international track), yakni Program Studi Teknik Industri.

Hadir pula Kepala Subdirektorat Administrasi Penerimaan Mahasiswa ITB, Irvan Christiawan, S.T., yang menyampaikan mekanisme pendaftaran IUP. Secara umum, IUP terbagi menjadi dua mekanisme, yakni kelas internasional (international class) dan jalur internasional (international track).

“Pada kelas internasional, perkuliahan disampaikan dengan menggunakan bahasa Inggris dan dilakukan secara terpisah dari kelas reguler. Berbeda halnya dengan kelas internasional, perkuliahan di jalur internasional disampaikan dengan menggunakan dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selain itu, perkuliahan dilakukan berdampingan dengan kelas reguler,” katanya.

Salah satu perubahan pada proses seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui IUP pada tahun 2023 ini adalah tidak berlakunya nilai ujian Scholastic Assessment Test (SAT). Sebagai pengganti, ITB menyelenggarakan ITB Academic Qualification Test (ITB AQ Test) secara daring yang terdiri dari ujian Matematika dan Fisika (bagian mekanika dan gelombang).

Tak hanya penjabaran terkait persyaratan dan proses seleksi IUP, pada sosialisasi ini juga dibahas universitas mitra ITB yang dapat menjadi tujuan pertukaran perlajar bagi mahasiswa ITB. Head Bureau of Partnerships di International Relations Office ITB, Andika Putra Pratama, Ph.D., menyampaikan ITB memiliki dua program internasionalisasi, yakni pertukaran pelajar selama beberapa semester (Semester Exchange Abroad/SEA) dan double degree.

“ITB memiliki lebih dari 170 universitas mitra yang tersebar di Amerika, Eropa, Asia, dan Oseania. Mitra ini merupakan kerja sama bilateral atau multilateral dengan beberapa universitas.” jelas Andika.

Selain itu, ITB menjadi satu-satunya universitas di Indonesia yang menjadi anggota Global Engineering Education Exchange (GE3) Network. Oleh karena itu, terdapat program pertukaran pelajar melalui skema GE3 Network.

Andika juga mengungkapkan mahasiswa ITB memiliki kesempatan untuk menempuh studi melalui program double degree. Program ini hanya dapat diikuti oleh mahasiswa yang memilih Program Studi Teknik Kimia, Teknik Penerbangan, Teknik Mesin, dan Manajemen. Terdapat variasi durasi pendidikan yang dapat dipilih oleh mahasiswa ITB selama mengikuti program double degree.

Calon mahasiswa ITB dapat mengakses informasi penerimaan mahasiswa baru melalui International Undergraduate Program melalui laman https://admission.itb.ac.id/home/international/undergraduate.

Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil Angkatan 2019)