Bumikara Sadajiwa, Aksi Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika ITB 2022 Memperkenalkan Ilmu Geodesi dan Mitigasi Banjir di Desa Dayeuhkolot
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Angkatan 2022 melaksanakan aksi "Bumikara Sadajiwa" di Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (4/9/2023). Aksi tersebut bertujuan memperkenalkan keilmuan Teknik Geodesi dan Geomatika kepada masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana banjir.
Ketua aksi, Darren Avram Pandapotan Siagian, menjelaskan bahwa "Bumikara Sadajiwa" menekankan untuk mengingat kembali bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab menjaga kehidupan di bumi.
“Sadajiwa artinya selamanya, filosofinya adalah apa yang kita beri di aksi angkatan ini sebagai kuasa atau kontrol kita sebagai generasi muda untuk mengupayakan hal kecil yang dapat bermanfaat secara berkelanjutan agar kehidupan di bumi dapat terus berlangsung,” ujar Darren.
Terdapat sejumlah kegiatan yang dilakukan, salah satunya pemasangan lubang resapan biopori di Desa Dayeuhkolot untuk membantu mengatasi masalah banjir yang sering terjadi.
“Pemetaan kawasan banjir ini berdasarkan tiga variabel, yaitu layer jumlah kepala keluarga, jumlah jiwa terdampak, jumlah rumah terdampak, dan pemetaan lubang biopori,” ujar Darren. Selain itu, para mahasiswa melakukan sosialisasi tentang peta, denah, arah mata angin, dan biopori kepada anak-anak di desa tersebut.
Aksi tersebut melibatkan 86 orang mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika ITB Angkatan 2022, 6 anggota karang taruna, 15 warga desa, serta perangkat desa seperti Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kasi Pemerintahan, Ketua RW, hingga Ketua RT.
Selama kegiatan berlangsung, peserta aktif terlibat dalam pemasangan lubang resapan biopori bersama warga setempat. Para mahasiswa juga memberikan pemahaman kepada anak-anak Desa Dayeuhkolot tentang konsep pemetaan, arah mata angin, biopori, dan denah dengan menyelipkan permainan edukatif.
Hasil dari kegiatan ini sangat menggembirakan. Sebanyak 17 lubang biopori berhasil dipasang dan tersebar di RW 05 dan RW 04, Desa Dayeuhkolot.
“Kegiatan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari aksi angkatan yang dilakukan,” ungkap Darren. Anak-anak Desa Dayeuhkolot juga mendapatkan buku dan peralatan gambar dari donasi yang diberikan oleh Mahasiswa Geodesi ITB 2022.
Darren berharap isu banjir di Desa Dayeuhkolot bisa berkurang setelah adanya kegiatan ini. “Harapannya, isu banjir di Desa Dayeuhkolot dapat berkurang dengan meningkatnya daerah resapan air. Diharapkan juga desa melakukan tindakan lebih lanjut berupa pencegahan bencana yang lebih aktif dan efisien setelah melihat pemetaan daerah kawasan banjir,” ujar Darren.
Aksi ini juga diharapkan dapat memantik semangat di kalangan mahasiswa agar semakin sadar akan isu-isu lingkungan seperti banjir yang terjadi di wilayah Bandung Raya. Mereka juga berharap ada pihak-pihak lain yang akan melanjutkan dan mengembangkan usaha tersebut, termasuk pihak pemerintah, untuk mengatasi kondisi banjir di Desa Dayeuhkolot.
Reporter: Kevin Agriva Ginting (GD’20)
Sumber Foto: Dok. Panitia Bumikara Sadajiwa
Editor: M. Naufal Hafizh