Kuliah Umum Penerapan Natural Language Processing oleh Prof. Seiichi Nakagawa
Oleh Ramasha Shella Gustia
Editor Ramasha Shella Gustia
BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Teknik Informatika ITB mencoba untuk lebih mengeksplor teknologi dengan mengadakan kuliah umum Natural Language Processing pada Senin (28/03/11) lalu di Gedung Laboratorium Teknik Benny Subianto. Prof. Seiichi Nakagawa dari Toyohashi University of Technology Jepang bersedia untuk berbagi ilmu kepada mahasiswa program Teknik Informatika ITB mengenai penelitian beliau yang memanfaatkan Natural Language Processing yang menjadi salah satu penerapan ilmu Intelegensia Buatan.
Beliau membuka kuliah umum dengan terlebih dahulu memperkenalkan Toyohashi University of Technology dan berbagai penelitian yang beliau lakukan bersama dengan asistennya, Prof. Kazumasa Yamamoto (speech processing) dan Prof. Masatoshi Tsuchiya (natural language processing).
Speech Recognition
Penelitian yang telah beliau lakukan salah satunya ialah speech recognition. Pada kuliah umum ini Prof. Seiichi Nakagawa mencoba untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai metode yang dapat digunakan dalam membuat program pembelajaran bahasa Jepang dan Inggris. Konsep dasar dari program tersebut ialah dengan menggunakan syllable-based acoustic model yakni model akustik (model yang digunakan dalam pembuatan program yang memanfaatkan intelegensia buatan) yang berdaasarkan suku kata.
Beliau memaparkan perbedaan-perbedaan jumlah dan jenis suku kata setiap bahasa seperti Jepang (ada sekitar seratus suku kata), Cina (ada sekitar empat ratus suku kata), dan Inggris (ada sekitar tiga ratus sampai lima ratus suku kata). Beliau juga melakukan demontrasi program tersebut untuk membuat mahasiswa lebih memahami materinya.
Speaker Identification
Materi lain yang beliau bawakan ialah mengenai speaker identification. Beliau memaparkan bagaimana cara untuk mendapatkan suara manusia di antara suara-suara lain (noise, musik, dan sebagainya). Ternyata memang prosesnya cukup rumit karena harus dibuat filter-filter yang dapat membedakan suara-suara tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan, dalam hal ini untuk program pembelajaran bahasa yang menjadi penelitiannya. Ia juga menekankan pentingnya language model untuk mengurangi lingkup pencarian pencocokan artikulasi suara dengan kamus yang dimiliki program.
Beberapa pertanyaan dari peserta kuliah umum menunjukkan menariknya materi kuliah umum yang dibawakan. Ke depannya, diharap akan ada lagi kuliah umum lain yang dapat mengundang praktisi teknologi dari negara lain karena selain mendapat wawasan baru, mahasiswa juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan teknologi yang ada di negara lain dan terdorong untuk lebih memajukan teknologi yang ada di Indonesia.