Cerita Akeyla Pradia Naufal Raih Medali Perak International Mathematics Competition 2021
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Akeyla Pradia Naufal, mahasiswa Teknik Informatika dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB), berhasil menyabet medali perak International Mathematics Competition (IMC) 2021.
IMC ialah kompetisi matematika tingkat dunia yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya. Kompetisi ini ada untuk menguji kemampuan para peserta dari berbagai belahan dunia dalam menganalisis dan memecahkan persoalan berbasis matematika.
Indonesia mengutus 11 mahasiswa terbaik yang memenangkan Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KNMIPA) 2020 sebagai perwakilan di IMC 2021. Salah satunya Akeyla. Mahasiswa Angkatan 2019 ini menantang dirinya dalam kompetisi internasional.
“Aku selalu merasa kalau soal IMC itu cukup sulit untuk dijawab, tetapi ini malah membuatku semakin merasa tertantang dan ingin membuktikan kemampuan matematikaku kepada orang-orang,” ujar Akeyla.
Akeyla mengakui kalau dirinya tidak terlalu terkejut dengan hasil IMC 2021. Bimbingan persiapan dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) telah membantu Akeyla dalam menjawab soal-soal kompetisi tersebut.
“Meskipun sudah memprediksikan berapa skor yang diperoleh, tetap saja ada kepuasan setelah mendengar pengumuman kemenangan,” kata Akeyla.
Akeyla mengaku telah berkecimpung di dunia olimpiade matematika sejak masa sekolah dasar (SD). Kemenangan pertamanya—tepatnya sebagai juara tiga—pada lomba matematika mengantarkan dirinya pada kesempatan-kesempatan berikutnya.
“Saat SD aku ikut seleksi International Math and Science Olympiad (IMSO) sampai ke seleksi terakhir. Berkat ini aku diutus ke Hongkong untuk mengikuti suatu lomba matematika meskipun, sayangnya, tidak menang,” terang Akeyla.
Akeyla tetap semangat menguji kemampuan matematikanya. Hal itu terbukti dari progresivitasnya dalam mengikuti kompetisi matematika bergengsi semasa sekolah menengah. Akeyla sempat mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan International Teenager Mathematics Olympiad (ITMO) saat SMP. Dia menyabet medali perak dan perunggu.
“Aku juga mengikuti OSN di masa sekolah menengah atas (SMA) dan mendapatkan medali emas, walaupun sayangnya belum berkesempatan ikut olimpiade tingkat internasional,” kenang Akeyla.
Ketidakberuntungannya dalam mengantongi jatah olimpiade tingkat internasional semasa SMA inilah yang memotivasi Akeyla untuk mengikuti IMC 2021. Selain menunjukkan prestasi, dia ingin dirinya bisa jalan-jalan gratis di luar negeri. Oleh karena itu, Akeyla mulai belajar secara mandiri sejak semester satu. Misalnya dengan mengerjakan latihan soal atau mengajar olimpiade matematika SMA.
Sebagai penutup, Akeyla menitip pesan untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan dan selalu mencari tahu dampak baik, buruk, dan apa yang harus dikorbankan dalam melakukan suatu hal. Mengingat kehidupan manusia punya waktu yang serba terbatas.
“Kejar terus cita-cita dan prioritaskan itu sebelum kegiatan-kegiatan lainnya. Buat perencanaan yang matang dengan mematok karier sebagai salah satu tujuan besar yang hendak dicapai,” pungkas Akeyla.
Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)