Pelajari Infrastruktur Persampahan, Mahasiswa Rekayasa Infrastruktur Lingkungan ITB Lakukan Kuliah Lapangan ke TPST Bantar Gebang
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
JATINANGOR, itb.ac.id - Mahasiswa program studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (RIL) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2021 melaksanakan kuliah lapangan ke TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Bantar Gebang pada hari Senin (4/3/2024). Kuliah lapangan ini merupakan bagian dari perkuliahan mata kuliah Perancangan Persampahan dan Pra Rancang Landfill.
Pelaksanaan kegiatan kuliah lapangan ini bertujuan agar mahasiswa prodi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (RIL) ITB mendapatkan pengalaman lebih dengan melihat kondisi lapangan dari infrastruktur persampahan di Indonesia dan nantinya akan dijadikan acuan dalam merancang infrastruktur persampahan.
“Diharapkan mahasiswa itu bisa melihat-lihat kondisi eksisting, gimana bentuknya landfill dan infrastruktur terkaitnya gimana. Nanti di akhir akan ada tugas besar perancangan persampahan akan membuat MRF (Material Recovery Facility). MRF disebut juga TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu)," kata Koordinator Asisten Mata Kuliah Perencanaan Perancangan Persampahan, Rizal Husni.
"Nah, karena Bantar Gebang selain sebagai tempat pemrosesan akhir. Di sana juga ada pengolahan sampah, ada RDF plan dan PLTSa. Di sisi lain, dari pra lancang landfill pun akan membuat dan merancang landfill. Nah, jadi mahasiswa itu tau cara membuat landfill-nya dan infarstruktur apa saja," lanjutnya.
TPST Bantar Gerbang terletak di Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul dan Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. Lokasi Bantar Gerbang ini dipilih sebagai tempat kuliah lapangan karena Bantar Gerbang merupakan landfill terbesar se Asia Tenggara dengan luas sekitar 132 hektar.
Selain itu, keunggulan dari Bantar Gerbang yaitu Bantar Gebang tidak hanya sebagai tempat pemrosesan akhir. Namun juga mengolah sampah menjadi energi atau biasa dikenal sebagai WtE (Waste to Energy) dalam bentuk RDF (Refuse Derived Fuel).
RDF sendiri merupakan hasil pengolahan sampah dengan cara dicacah dan dikeringkan hingga kadar air tertentu sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Kegiatan kuliah lapangan ini tidak hanya mengunjungi TPST Bantar Gebang namun juga PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) dan IPAS (Instalasi Pengolahan Air Sampah) 3, yang berada di kawasan TPST Bantar Gebang. Pada ketiga tempat tersebut, mahasiswa RIL ITB dipaparkan mengenai sistem pengelolaan sampah yang ada.
Pada TPST Bantar Gebang, mahasiswa dijelaskan mengenai timbulan sampah dan kelebihan serta kekurangan TPST tersebut saat ini. Pada PLTSa, mahasiswa dijelaskan proses dari sampah masuk hingga akhirnya menghasilkan listrik serta komponen yang terdapat di PLTSa tersebut. Pada IPAS 3, mahasiswa dijelaskan proses pengolahan air lindi dan komponen yang terdapat di dalamnya.
"Sebelum-sebelumnya udah pernah ke TPA, tapi sebatas yang tadi open dumping. Tapi waktu ke TPST Bantar Gerbang bisa melihat fasilitas fasilitas lainnya yang ada di TPST itu, kayak pengolahan IPAS, PLTSa, dan RDF," kata Asisten Mata Kuliah Perancangan Persampahan, Rafly Sarully Hidayat.
Selain itu, dia juga mengungkapkan sistem tata kelola TPST Bantar Gebang ini merupakan yang terbaik di antara TPA lainnya yang pernah dia kunjungi.
"Dan tadi kan banyak hal yang bisa dipelajari dan untuk menyesuaikan dengan yang kita dapatkan di kelas dengan kondisi lapangan eksistingnya," pungkasnya.
Diharapkan dengan adanya kuliah lapangan ini, mahasiswa RIL dapat merancang infrastruktur persampahan dan membuatnya dalam bentuk maket ataupun prototipe.
Reporter: Artanti Mirta Kusuma (Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, 2021)