Cerita Elnaya Mahadevi, Mahasiswa ITB yang Sukses Ikuti Program Student Sharing di National University of Singapore

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Dokumentasi Pribadi Elnaya

BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Elnaya Mahadevi Pilian (TL’19), kembali ke Tanah Air pada Sabtu (22/7/2023) lalu usai mengikuti program student sharing selama tiga minggu di National University of Singapore (NUS). Kegiatan ini digelar oleh Temasek Foundation, sebuah lembaga filantropis terkemuka dari Singapura. Program ini adalah bagian dari upaya besar dalam mendukung pendidikan dan pemuda di ASEAN.

Dalam program ini, sekitar 60 mahasiswa terpilih dari berbagai institusi pendidikan di ASEAN. Termasuk Elnaya yang mewakili ITB. Seluruh mahasiswa tersebut diberikan beasiswa fully funded yang mencakup akomodasi, travel, makan, dan hal lain selama mereka di sana. “Segala hal seperti souvenir juga di-cover, segitunya mereka mem-value pendidikan dan pertukaran pengetahuan anak-anak muda ini,” ujarnya belum lama ini.

Program student sharing tersebut diisi dengan kegiatan menarik seperti kelas terkait sustainable policy. “Yang lebih menarik, program ini juga tidak hanya sekadar bertukar aspirasi saja, tapi juga mencari solusi dari masalah yang terjadi di lingkungan ASEAN, it’s a great opportunity,” ujarnya.

Menurutnya ini merupakan kesempatan langka yang membantu para peserta, termasuk dirinya untuk bertumbuh menjadi pemimpin di masa depan.

Selama program ini, peserta dari berbagai negara dipilih secara acak menjadi kelompok-kelompok. Salah satu kelompok, yang juga melibatkan Elnaya, mengangkat isu pariwisata berkelanjutan di Vietnam. Mereka merumuskan rencana untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan di tahun 2040.

Ternyata, sesi seperti ini dinilai oleh para juri yang ahli dalam sustainable policy. Dengan mengangkat isu pariwisata tersebut, Elnaya dan timnya berhasil meraih penghargaan, yang menambah nilai dari pengalaman mereka di NUS.

Salah satu hal yang paling berkesan bagi Elnaya adalah pengalaman yang luar biasa selama program ini. Dia memiliki kesempatan untuk belajar dari profesor hebat di NUS, termasuk Profesor Meilisa Lou, seorang research fellow di bidang kebijakan perubahan iklim dan ekonomi perilaku. Selain itu, menurutnya Ketua Parlemen Singapura juga memberikan materi inspiratif.

Elnaya menekankan bahwa dalam mengambil kesempatan seperti ini, bukan hanya tentang apa yang bisa dipelajari, tetapi juga tentang apa yang bisa kita kontribusikan. “It’s not about what you can learn, but it is about what have you give, kalau orang luar itu bakal embrace ide kamu karena itu yang memang dicari,” ungkapnya dalam wawancara.

Dia pun mendorong para mahasiswa untuk merasa bangga mewakili negara dan institusi mereka.

Elnaya menuturkan bahwa untuk mendapatkan kesempatan hebat seperti ini, diperlukan ketekunan dalam mencari informasi serta komunikasi dengan pihak terkait, salah satunya kepada International Relations Office (IRO) ITB.

Meskipun beberapa kali gagal mendapatkan program beasiswa penuh, ketekunannya akhirnya membuahkan hasil pada kegiatan ini. “Tips and triknya, jangan takut untuk bawel, aktiflah bertanya ke IRO,” pesannya.

Menutup sesi wawancara, Elnaya berpesan kepada mahasiswa lainnya untuk memiliki pola pikir bahwa pergi ke luar negeri dapat menjadi salah satu cara bagi kita untuk belajar dan semakin berkembang.

“Tetap jaga mindset-nya, kita keluar merepresentasikan ITB juga Indonesia, jadi tujuannya diluruskan dulu memang untuk belajar. Ketika mencari pengalaman harus tetap di-filter, beneran kesana buat main doang apa ada kesempatan yang bisa dipetik juga,” pesannya.

Reporter : Kevin Agriva Ginting, (Geodesi, 2020)