Cerita M. Ibnu Fadlin Syah Menjadi Mahasiswa Berprestasi ITB 2022
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa berprestasi merupakan sosok yang menjadi sorotan dan panutan di lingkungan akademik, termasuk di Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka adalah mahasiswa yang mampu menghadapi tantangan akademik maupun nonakademik dengan baik sehingga memperoleh prestasi yang gemilang.
M. Ibnu Fadlin Syah merupakan mahasiswa berprestasi tingkat tiga ITB tahun 2022 yang berasal dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Angkatan 2019. Ia berbagi cerita bahwa pada awalnya tidak memiliki niat untuk menjadi seorang mahasiswa berprestasi. Menurut Ibnu, dengan latar belakang pendidikan dari daerah Sumatera Selatan, diterima sebagai mahasiswa ITB saja sudah cukup.
Namun, seiring berjalannya waktu Ibnu sadar jika ia berkuliah di ITB menggunakan beasiswa dari pemerintah sehingga ia merasa bertanggung jawab sekaligus pengingat untuk menjalankan proses kuliah dengan baik. Kemudian Ibnu memantapkan diri mendaftar mahasiswa berprestasi ITB tahun 2022 mewakili SAPPK dan berhasil menjadi juara ketiga mahasiswa berprestasi ITB tahun 2022. Ibnu tidak menyangka konsistensinya dalam belajar dan mengikuti kegiatan internal maupun eksternal kampus dapat berbuah manis.
Bagaimana Kehidupan Akademik Ibnu sebagai Mapres ITB?
Ibnu berterus terang jika kehidupan akademiknya sama seperti mahasiswa pada umumnya, ia pernah merasakan up and down saat berkuliah di ITB.
“Kalo secara akademik, sama seperti orang-orang kebanyakan, aku pernah merasa kesulitan dan mau menyerah karena base belajarnya beda dari SMA. Mungkin orang bilang seorang mahasiswa berprestasi itu secara akademik dan nonakademik sempurna dan mulus, padahal saat perjalanannya banyak sekali up and down,” cerita Ibnu dalam ITB Podcast.
Simak cerita lengkapnya: ITB Podcast - Menjadi Mahasiswa ITB dan Berprestasi
Namun dalam menyikapi fase kegagalan itu, Ibnu selalu berpikir positif jika hal tersebut tidak boleh dihindari justru harus dicari penyelesaiannya. Bahkan Ibnu menjadikan kegagalan tersebut sebagai modal untuk mengikuti beberapa kompetisi.
“Even if you fail jangan bikin kegagalan tersebut buat kita stuck, kita harus state silver lining dari kegagalan tersebut, Kemudian karena aku orangnya determine banget, jadi pas TPB aku mulai start untuk ikut perlombaan kayak debat, esai, dan student exchange,” tambah Ibnu.
Buah dari kesungguhannya dalam belajar dan mengikuti lomba, Ibnu berhasil menjuarai beberapa perlombaan seperti juara satu EFL Category di Worlds Doxbridge Debating Championship, Bronze medal Indonesia Inventors Day di Bali dan Bronze Medal di Thailand Inventors Day di awal tahun 2023 kemarin.
Melihat pencapaiannya yang cukup banyak, bagaimana dengan pengalaman nonakademik yang berdampak pada masyarakat. Ibnu menjawab jika ia cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan sejak SMA. Ibnu pernah terlibat dalam program pengabdian masyarakat saat kelas sebelas SMA dan mengikuti volunteer Asrama Mengajar di Asrama Sangkuriang ITB ketika Tahap Persiapan Bersama (TPB) di ITB. Selain itu, Ibnu juga pernah menjadi relawan di Empower Indonesia, semacam pemberdayaan masyarakat di Lombok. Adapun saat ini, Ibnu aktif di Berbagi Nasi Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
“Sekarang aku aktif di Berbagi Nasi Lubuklinggau karena aku berasal dari Lubuklinggau. Di sini aku berperan sebagai operasional yang membantu dalam donasi, meng-invite anak-anak desa ke Kota Lubuklinggau untuk mengeksplor hal-hal di sana, belajar bareng, ngobrol bareng dan itu dilakukan saat liburan semester tiba,” ujar Ibnu.
Kiat Menjadi Mapres ITB
Pertama, ketahui dulu alasan mengapa ingin menjadi mahasiswa berprestasi. Apabila sudah mengetahui alasannya dan telah memenuhi kualifikasi, Ibnu menyarankan untuk segera daftar.
Kedua, lakukan do research karena setiap fakultas memiliki persyaratan yang berbeda. Ibnu mengaku jika pada saat ia mendaftar mahasiswa berprestasi, terdapat perbedaan persyaratan antara tahun sebelumnya dan tahun saat Ibnu mendaftar.
Saran ketiga, enjoy the process, Ibnu beranggapan jika semuanya itu bukan tentang hasil melainkan proses yang membuat kita terus belajar dan enjoy di dalamnya.
Adapun saran yang Ibnu tawarkan kepada adik-adik yang hendak masuk ITB adalah, Pertama, ketahui mimpi dan tujuan hidup terlebih dahulu. Apakah ITB dapat membantu mewujudkan mimpi kita atau tidak. Kemudian meminta restu dari orang tua dan guru. Menurut Ibnu, hal tersebut penting untuk melihat kemampuan finansial, akomodasi, kehidupan kuliah dan sebagainya.
Saran terakhir adalah bertawakal. Menurut Ibnu, meskipun tidak masuk ITB, universitas lain itu sama saja tergantung kita sebagai individu bisa mengembangkan potensial diri masing-masing.
Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)