Cerita Tim OMORA, 3 Mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi ITB yang Juara 1 National Herbal Cosmetic Competition
Oleh Indira Akmalia Hendri - Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Tiga mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi angkatan 2022 meraih juara pertama pada National Herbal Cosmetics Competition yang diadakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Sabtu (5/10/2024). Lomba ini adalah kompetisi pembuatan produk kosmetik berbahan dasar herbal, dimulai dari pemilihan bahan herbal, bentuk produk, proses ekstraksi, hingga formulasi kosmetik.
Mereka adalah Brigitta Keysha Santoso, Edlysia Honesta, dan Hannaya Putri Rahmadhani yang tergabung dalam Tim OMORA yang berhasil membawa kemenangan setelah menyisihkan tujuh tim finalis dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Pada lomba ini, Tim OMORA menciptakan Acne Armor, produk multifungsi berbentuk suspensi yang menggabungkan concealer dan acne spot treatment. Dengan kombinasi herbal dari daun ketapang dan buah rujak polo, produk ini memiliki dua fungsi. Fasa atas produk dapat digunakan sebagai spot treatment untuk jerawat, sementara setelah dikocok, produk ini berubah menjadi concealer yang menutupi noda sekaligus merawat kulit.
“Acne Armor memang kami rancang untuk memberikan solusi praktis dalam perawatan kulit, dengan hasil yang aman dan efektif,” kata Brigitta selaku Ketua Tim OMORA.
Edlysia Honesta, sebagai perwakilan tim, menjelaskan lebih lanjut mengenai keunggulan produk Acne Armor. Menurutnya, produk ini menawarkan formulasi unik yang jarang ada di pasar internasional, dengan tekstur ringan namun memiliki ketahanan yang baik sehingga tidak mudah luntur saat digunakan. Selain itu, Acne Armor menggunakan bahan aktif herbal yang telah terbukti secara ilmiah efektif dalam merawat dan menyembuhkan jerawat, menjadikannya solusi alami dan inovatif untuk perawatan kulit.
Motivasi utama Tim OMORA yaitu keinginan untuk mengimplementasikan ilmu yang telah mereka pelajari dalam mendukung perkembangan industri kosmetik herbal di Indonesia. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang melimpah di dalam negeri, tim OMORA percaya bahwa inovasi mereka bisa menjadi contoh bahwa kosmetik berbasis herbal mampu bersaing dengan produk internasional.
“Menurut kami, Acne Armor ini lebih dari sekadar solusi perawatan kulit, tetapi juga salah satu upaya kamu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi besar kosmetik herbal lokal, serta menginspirasi lebih banyak inovasi yang berakar pada kekayaan alam Indonesia,” kata Hannaya.
Tim OMORA menyampaikan bahwa perjalanan kompetisi tidaklah mudah. Mulai dari proses brainstorming yang mengharuskan mereka mengeliminasi banyak ide, mengumpulkan proposal, formulasi produk, hingga tahap final. Tantangan utama yang mereka hadapi adalah bagaimana cara membuat konsep brand yang matang dan unik tapi juga memenuhi aspek kefarmasian yaitu aman, berkhasiat, dan berkualitas.
Bagi tim OMORA, kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang pengembangan diri tetapi juga cara untuk berkontribusi dalam industri kosmetik herbal di Indonesia. Sepanjang proses ini, mereka belajar banyak untuk lebih berani dalam mengambil risiko serta selalu mengusahakan yang terbaik dan do extra.
“Kami merasa sangat beruntung bisa melengkapi satu sama lain. Contohnya seperti membagi-bagi tugas di laboratorium bahan alam, farmasetika, dan mikrobiologi,” kata Edlysia Honesta.
Tim OMORA mengingatkan kepada sesama mahasiswa bahwa kompetisi merupakan peluang berharga untuk mengekspresikan kreativitas. Oleh karena itu, jangan pernah membatasi gagasan kalian, sebaliknya teruslah berusaha untuk mewujudkannya.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)