Program Studi Kewirausahaan ITB: Inovasi Baru Sambut Tantangan Perekonomian Bangsa

Oleh Hafshah Najma Ashrawi

Editor Hafshah Najma Ashrawi

BANDUNG, itb.ac.id - Menyambut tahun ajaran baru 2013 kali ini, ITB kembali mengadakan inovasi dalam bidang pengajaran. Setelah sebelumnya pada Agustus 2004 dibuka program studi Sarjana Manajemen, kini ITB membuka program studi Kewirausahaan di Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB sebagaimana tertuang dalam SK Rektor ITB No. 236 tertanggal 15 Oktober 2012. Bertujuan untuk pengembangan para insan kewirausahaan dengan visi inovasi bernilai tambah tinggi, program studi Kewirausahaan ITB akan menerima mahasiswa baru pada tahun ajaran 2013 melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN dengan kuota sekitar 40 mahasiswa/i.

Pendirian program studi kewirausahaan ini juga turut dilatarbelakangi oleh kondisi perekonomian Indonesia saat ini terutama terkait dengan masalah pengagguran dan kemiskinan yang sering tidak diperhitungkan dalam indikator kesuksesan ekonomi. Di sisi lain, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia dengan proporsi sebesar 94,93% dari total usaha bisnis Indonesia terhadap perekonomian (Pendapatan Regional Bruto) Indonesia masih kecil. Hal ini  terutama disebabkan oleh masih lemahnya penguasaan para pelaku UMKM terhadap inovasi produk, jasa, pasar, teknologi, dan proses.

Selain proporsi UMKM yang besar dan masih lemahnya inovasi bisnis, latar belakang lain didirikannya program studi sarjana Kewirausahaan ini antara lain masih banyaknya pengangguran lulusan universitas dan rendahnya angka pertumbuhan wirausahawan Indonesia. Sampai saat ini, jumlah wirausahawan Indonesia hanya 0,18% dari seluruh penduduk Indonesia.

Untuk menjawab tantangan perkonomian bangsa  tersebut, didirikanlah program studi sarjana kewirausahaan ITB. "Dalam hal ini, kami ingin menciptakan profil alumni yang mampu menjawab permasalahan tersebut," ucap Wawan Dhewanto, Ph.D selaku Ketua Kelompok Keahlian Kewirausahaan dan Manajemen Teknologi SBM ITB. Mampu menciptakan lapangan kerja mengikuti standar etika bisnis yang berorientasi moral dan lingkungan sesuai dengan prinsip-prinsip sistem bisnis yang baik dan benar serta standar-standar lainnya di industri yang spesifik merupakan kompetensi alumni yang dihasilkan oleh program studi Kewirausahaan SBM ini dari total 8 semester yang diselesaikan dalam waktu 4 tahun. Kurikulum yang diberikan mencakup lima bidang kajian yaitu Proses Kewirausahaan, Inovasi Bisnis, Model Bisnis, Ekosistem Bisnis, serta Kelayakan dan Risiko Bisnis.

Yang membuat program studi ini berbeda, ialah mentorship yaitu program pendampingan mahasiswa/i oleh para pelaku usaha. Mahasiswa/i program studi kewirausahaan SBM ITB akan diterjunkan langsung melalui praktek bisnis, mulai dari masuk sampai lulus sarjana. Dengan demikian, lulusan program studi kewirausahaan SBM ITB tidak perlu merintis usaha mulai dari nol karena sudah dipersiapkan sejak masih bersekolah di SBM ITB. Selain itu, mahasiswa/i turut difasilitasi dengan company visit, entrepreneur interview, pembelajaran berbasis proyek seperti pendampingan UMKM atau wawancara wirausahawan, dan inkubasi bisnis. Lingkungan Bandung yang terkenal dengan industri kreatifnya juga diharapkan mampu memberikan lingkungan kondusif bagi pembelajaran mahasiswa.  

Alumni program studi Kewirausahaan SBM ITB  dapat menjadi pewirausaha mula, perancang bisnis, pengembang bisnis, atau sebagai konsultan/penyuluh bisnis. Dengan gelar Sarjana Kewirausahaan, pendidikan selama program studi diharapkan dapat membentuk alumni yang mampu memberikan dampak terhadap pengembangan sumber daya manusia yang memiliki jiwa kewirausahaan dan inovasi sehingga mampu bermanfaat bagi masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing bangsa. "Harapannya, semoga dengan adanya program studi sarjana kewirausahaan ini dapat menjawab permasalahan pengangguran dan kemiskinan Indonesia secara nyata," ujar Wawan mengakhiri wawancara.

Sumber gambar dan tautan terkait : http://www.sbm.itb.ac.id/