CIBE ITB Gelar Kuliah Tamu Bahas Perkembangan Ilmu Geoteknik di Abad ke-21

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Center for Infrastructure and Built Environment (CIBE) ITB menyelenggarakan Kuliah Tamu pada Senin (10/4/2023). Kuliah tamu yang bertajuk “The Breadth and Depth of Geotechnical Engineering in 21st Century Today” mengundang Professor Chew Soon Hoe sebagai narasumber.

Prof. Chew Soon Hoe merupakan Professor and Supervisor of Centrifuge Laboratory di Department of Civil Engineering and Environmental Engineering, National University of Singapore (NUS). Kuliah yang diadakan secara bauran ini dihadiri oleh mahasiswa program sarjana, magister, dan doktoral serta ada beberapa perwakilan dari pihak pemerintahan.

Kuliah tamu ini diharapkan mampu menjadi sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan kepada dosen, mahasiswa, dan masyarakat. "Acara ini sasarannya adalah sebagai sarana melakukan outreach ’diseminasi’ kepada member of faculty, dosen, mahasiswa, dan masyarakat,” kata Prof. Ir. I Wayan Sengara, M.S.EM., Ph.D., saat wawancara oleh tim reporter, Senin (10/4/2023).

Kuliah ini dimoderatori oleh Prof. Ir. I Wayan Sengara, M.S.EM., Ph.D., Dosen Teknik Sipil ITB. Narasumber membuka kuliah dengan menjelaskan pentingnya disiplin geoteknik khususnya dalam dunia konstruksi. Beliau menjelaskan disiplin geoteknik membantu dalam mitigasi masalah-masalah yang sering terjadi dalam konstruksi, seperti slope failures, retaining wall collapse, dan settlement. Tentunya masalah tersebut dapat berdampak pada membengkaknya biaya konstruksi dan rehabilitasi tanah.

Selanjutnya, Prof. Chew menjelaskan perkembangan disiplin ilmu geoteknik pada abad 21. Ia menjelaskan abad ini merupakan abad digital dan eranya “Big data” lalu mengajukan sebuah pertanyaan bagaimana era digitalisasi ini mampu mempengaruhi pekerjaan rekayasawan geoteknik.

For geotechnical engineering at least digitalization help to ensure geotechnical works to be a better, to make something safer, and a higher productivity,” ujar Prof. Chew. Pada era ini, kita harus mampu meningkatkan penggunaan sensor dan harus bisa mengembangkan sistem monitoring yang efisien dan modern.

Prof. Chew memberi contoh bagaimana perkembangan disiplin ilmu geoteknik pada abad 21. Dia membagi penjelasannya menjadi dua bagian. Pertama tentang bagaimana menghadirkan solusi baru untuk masalah lama. Pada bagian ini, narasumber menjelaskan bagaimana memanfaatkan AI, sensor (seperti fiber optik), dan metode baru untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh rekayasawan geoteknik.

Kedua tentang bagaimana menggunakan konsep/metode/teknologi lama untuk menyelesaikan masalah baru, seperti permasalahan energi dan permasalahan-permasalahan yang diakibatkan oleh perubahan iklim.

Prof. Chew berharap mahasiswa teknik sipil agar lebih memperdalam lagi pengetahuan mengenai rekayasa geoteknik. Selain itu, ia berpesan agar jangan terpengaruh oleh keuntungan finansial jangka pendek dan kenyamanan yang ditawarkan oleh sektor industri lainnya. Narasumber juga memberi pesan kepada para dosen agar dapat menghadirkan the beauty of geotechnical engineering kepada generasi berikutnya dan mendorong mereka agar selalu mencari ide-ide baru untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Reporter: Arif Hermawan (Teknik Sipil, 2021)