Ciptakan Obat Luka Inovatif Tim ITB Raih Juara Pertama pada CPDC 2014

Oleh Shabrina Salsabila

Editor Shabrina Salsabila

BANDUNG, itb.ac.id - Setelah melewati beberapa tahap penyisihan sejak Desember 2013, tim dari Teknik Kimia ITB yang terdiri dari Hilman Prasetya, Anggi Febrina, Yohanes Rico (Teknik Kimia 2010), dan Anggoro Bintang (Teknik Industri 2010) berhasil meraih juara ke-1 dalam Chemical Product Design Competition (CPDC) 2014. Kompetisi ini merupakan kompetisi perancangan produk kimia yang telah 6 kali diselenggarakan oleh Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI) dan pada tahun sebelumnya turut dimenangkan oleh perwakilan ITB. Babak final perlombaan yang berskala Asia Tenggara ini diselenggarakan di Perpustakaan Pusat UI selama tiga hari pada Jum'at-Senin (07-09/03/14) lalu.

Pada kompetisi ini tim ITB meraih gelar juara tersebut dengan merancang produk obat luka analgesik dan antiinflamasi dari bahan-bahan dasar yang terbarukan yaitu daun bandotan dan chitosan yang berasal dari cangkang kepiting. Produk inovatif yang berbentuk spray ini menggabungkan dua fungsi produk yang telah ada sebelumnya yaitu sebagai obat luka dan penutup luka. Produk ini digunakan dengan cara disemprotkan pada luka terbuka, kemudian ekstrak daun bandotan tersebut akan mempercepat penyembuhan luka dan chitosan akan membentuk lapisan penutup luka yang akan mencegah bakteri menginfeksi luka tapi lapisan tersebut dapat dilewati oksigen sehingga luka basah dapat mengering dengan cepat. Hal tersebut lah yang menjadi salah satu keunggulan produk obat luka yang diberi nama CHIRA ini. "Ide produk ini kami dapatkan dari pengalaman pribadi teman kami yang pernah jatuh dari sepeda dan mengalami luka, kemudian oleh tetangganya diobati oleh daun bandotan," ujar Hilman.

Dalam tahap pembuatan produk ini Hilman dan kawan-kawan sempat mengalami beberapa kesulitan terutama dalam pencarian bahan baku. "Setelah kami mencari-cari daun bandotan yang sekarang sudah mulai jarang di Bandung dan akhirnya membeli dari orang lain, ternyata di ITB juga ada pohonnya," ujar Yohanes Rico yang akrab disapa Yoko. Selain itu dalam proses pengerjaan produk tersebut tim ITB dibimbing oleh ahli perancangan dan pengembangan produk kimia, Ir. Gerardus Handi Argasetya, MT dan Dianika Lestari, S.T. M.T. "Awalnya kami khawatir cairan obat kami tidak dapat disemprotkan karena terlalu kental tapi setelah melakukan penyaringan cairan pun ternyata dapat disemprotkan," tambah Yoko.

"Pengalaman paling menarik adalah saat kami melakukan expo untuk memamerkan produk rancangan kami. Pada saat itu kami banyak mendapatkan masukan dari pengunjung mengenai produk kami," ujar Hilman. "Ternyata pada babak final dimana kami harus mempresentasikan produk ini, pertanyaan yang diajukan juri tidak jauh berbeda dengan para pengunjung expo," tambah Hilman. Juri pada kompetisi ini merupakan ahli-ahli pada perusahaan produsen produk kimia ternama seperti BASF, Unilever, dan Nutrifood.

"Kami senang menjadi juara pada perlombaan ini karena ini merupakan perlombaan yang pertama kali kami ikuti selain itu kami memperoleh banyak sekali pengalaman yang berharga dan berhasil mengaplikasikan apa yang diajarkan di bangku perkuliahan," tutup Anggi.

 

Dok. Pribadi