Citra Kaderisasi di Kalangan Insan Akademis, Bukan Perploncoan
Oleh kikywikantari
Editor kikywikantari
Sebagai sebuah Institusi pendidikan, sistem pembinaan kemahasiswaan di ITB dilakukan secara menyeluruh, baik dari aspek hardskill maupun softskill. Hardskill diberikan melalui materi perkuliahan dan softskill dapat diperoleh melalui aktivitas di organisasi-organisasi kemahasiswaan. Seperti dikutip dari website KM (Keluarga Mahasiswa-red), " ITB sangat memfasilitasi kegiatan kemahasiswaan, hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya organisasi-organisasi kemahasiswaan baik unit kegiatan mahasiswa (UKM) ataupun himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Setiap organisasi berusaha untuk membina anggotanya agar kelak siap untuk memimpin dan berkontribusi bagi Indonesia."
Kaderisasi adalah sebuah transformasi nilai-nilai dan sebuah proses pengoptimalan potensi-potensi manusia. Jadi, kaderisasi disini identik dengan pendidikan. Jika hendak membahas mengenai urgensi kaderisasi maka yang akan timbul dalam benak ialah mengenai kondisi-kondisi yang membuat kaderisasi memiliki arti penting didalamnya. Jadi, disini perlu rumuskan terlebih dahulu tujuan atau harapan dan apa saja yang terjadi di lingkungan mahasiswa.
Kaderisasi (sebagai proses) memiliki tugas atau tujuan sebagai proses humanisasi atau pemanusiaan dengan cara transformasi nilai-nilai agar Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat terwujud. Pemanusiaan manusia disini dimaksudkan sebagai sebuah proses pentrasformasian nilai-nilai yang membuat manusia (dalam hal ini mahasiswa) agar mampu meningkatkan potensi yang dimilikinya (spiritual, intelektual dan moral). Jadi dengan sendirinya, dalam kaderisasi harus terdapat sebuah persiapan mahasiswa agar mampu beradaptasi dan berintegrasi melalui konsistensi dalam ranah pembebasan manusia (maksudnya ialah pembebasan dari dehumanisasi, dalam hal ini pendidikan), penelitian (berfikir ilmiah) dan pengabdian pada masyarakat.
Oleh karena itu, Iqrar Haqiqi (AR'07) selaku Ketua Kaderisasi Anggota Mula-Bina IMA-G tahun 2010 (Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma-ITB) berpendapat, " Hendaknya kaderisasi merupakan pilihan bagi tiap mahasiswa yang didasari oleh kesadaran, bukan kewajiban. Namun, metode kaderisasi yang digunakan hendaknya dianalisis pula, jangan berdasarkan keinginan jangka pendeknya saja, tetapi mampu memberikan proses pembelajaran berkelanjutan yang nilai-nilainya dapat diamalkan untuk himpunan, institusi, dan masyarakat."
Malam Keakraban SAPPK 2009
Malam Keakraban yang diadakan di Selasar Planologi ITB ini mengundang mahasiswa-mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Wilayah dan Kota yang tergabung dalam IMA-G dan HMP (Himpunan Mahasiswa Planologi-Pangripta Loka ITB). Ditampilkan pertunjukan musik dan tarian dari mahasiswa SAPPK 2009 sendiri dan dari mahasiswa-mahasiswa SAPPK tahun-tahun sebelumnya.
Keakraban yang terjalin antara mahasiswa SAPPK 2009 terlihat jelas dengan kemeriahan acara yang melibatkan pengisi acara hampir dari sebagian jumlah mahasiswa SAPPK 2009. Namun, keakraban tersebut belum terlihat antara SAPPK 2009 dengan SAPPK tahun-tahun sebelumnya. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh perbedaan lokasi kuliah antara mahasiswa SAPPK 2009 yang hingga saat ini masih menjalankan TPB dengan mahasiswa-mahasiswa prodi Arsitektur dan Perencanaan Wilayah dan Kota yang mayoritas menghabiskan waktu kuliahnya di Gedung Labtek IXB dan IXC ITB.
Walaupun demikian, diharapkan melalui Malam Keakraban yang merupakan bagian awal dari proses kaderisasi ini, mampu mempererat hubungan antara mahasiswa SAPPK 2009 dengan lingkungan baru di sekitarnya, yaitu mahasiswa-mahasiswa SAPPK tahun-tahun sebelumnya yang kelak akan menjadi kerabat kuliah sehari-hari mereka di prodi masing-masing.