Colosseum: Ajak Mahasiswa Memotivasi Tunanetra Melalui Gerakan Seribu Jari

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - Ratusan mahasiswa berpartisipasi pada Gerakan Seribu Jari yang menjadi salah satu konten sorotan pada rangkaian acara Colosseum, sebuah expo yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF). Bertempat di Gedung Campus Center Barat ITB, pameran yang diselenggarakan pada Rabu-Kamis (09-10/10/12) ini berhasil menarik perhatian massa kampus yang terus memadati CC Barat ITB untuk menghadiri expo tersebut.

Salah satu konten yang menjadi sorotan publik pada Colosseum adalah Gerakan Seribu Jari. Banyak pengunjung memadati booth Gerakan Seribu Jari dan ikut mengantri untuk berpartisipasi pada gerakan ini. Gerakan Seribu Jari adalah sebuah kegiatan masal dimana pengunjung expo dapat berpartisipasi untuk memotivasi tunanetra dengan mengetik lembaran-lembaran halaman sebuah buku berjudul Warriors of Life. Buku ini merupakan buku kumpulan cerita-cerita motivasi yang ditulis oleh orang-orang yang mampu meraih kesuksesan dengan keterbatasan-keterbatasan yang mereka miliki; baik keterbatasan fisik dengan berbagai cacat yang mereka miliki.

Bekerja sama dengan Yayasan Wiyata Guna yang bergerak pada bidang pensejahteraan tunanetra, dokumen soft copy hasil pengetikan para pengunjung expo tersebut kemudian akan dikonversikan ke dalam huruf Braille dan diterbitkan menjadi buku. Buku Warriors of Life dalam huruf Braille ini diharapkan dapat memotivasi para tunanetra untuk tidak putus semangat dan terus berkarya hingga meraih kesuksesan.

"Program-program seperti ini sebaiknya dikembangkan lebih lanjut di ranah yang lebih luas. Inisiasi program ini juga patut diapresiasi, karena kita dapat bersama-sama membantu tunanetra hanya dengan meluangkan sedikit waktu untuk mengetik 1-2 halaman saja," ujar Irvito Adhy, salah satu pengunjung yang ikut berpartisipasi dalam Gerakan Seribu Jari.

Selain Gerakan Seribu Jari, pada Colosseum ditampilan pula live music yang dapat menghibur para pengunjung. Selain itu terdapat pula aneka booth permainan-permainan menarik yang dikembangkan sendiri oleh para mahasiswa HMIF. Beragam permainan ini kemudian dipamerkan dalam bentuk Game Battle, dimana peserta dengan perolehan nilai tertinggi akan memperoleh hadiah.

Beragam permainan menarik yang dikembangkan sendiri oleh mahasiswa-mahasiswa HMIF diantaranya permainan-permainan yang memanfaatkan teknologi Kinect seperti Batikinek dan Tepok Nyamuk, serta permainan-permainan lain seperti Ghaib. Permainan Ghaib mengusung konsep horror khas Indonesia yang membuat adrenalin para pemain terpacu dengan hal-hal mistis yang identik dengan dunia horor di Indonesia. Pada permainan ini, pemain harus melafalkan ayat-ayat suci untuk "mengusir" berbagai makhluk halus yang diceritakan mengejar-ngejar pemain.