Terdapat tiga sesi yang diisi oleh masing-masing pembicara. Pembicara sesi pertama, Ketua Tim Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Barat, apt. Yohanes Eko Ariyanto, S.Si., M.Si., menyampaikan munculnya narkotika berdasarkan rantai supply dan demand. Diperlukan upaya pencegahan, rehabilitasi, dan pemberantasan untuk memutus rantai tersebut.

Beliau juga menjelaskan narco-terrorism sebagai aksi terorisme yang didanai dari perdagangan gelap narkoba. “Aksi ini menimbulkan dampak dengan daya rusak yang luar biasa dan menghambat pembangunan Indoensia,” ujarnya.

Pembicara sesi kedua, Dosen SF ITB, Dr. Kusnandar Anggadiredja, S.Si., M.Si., menyampaikan terkait ketergantungan obat dan penjelasan kerja bahan adiktif di dalam tubuh. Berdasarkan hasil riset, kecanduan dilatarbelakangi oleh adanya suatu substat pada sistem saraf di otak yang rentan terhadap berbagai perubahan yang diakibatkan oleh obat. Hal ini disebut dengan “the brain reward system”.

Beliau juga menjelaskan terkait sifat rewarding dan reinforcing obat ditimbulkan oleh kerja obat yang meningkatkan kandungan atau efek dopamin. Beliau berpesan agar jangan pernah mencoba-coba menggunakan narkoba.

Sementara itu, sesi ketiga diisi dengan sharing session oleh Iskandarsyah Berian dari B.O.S.S Kick Boxing, yang berhasil terlepas dari jerat narkotika melewati masa rehabilitasi selama dua pekan. Menurutnya, faktor agama dan kemauan kuat dapat membantunya berhenti mengonsumsi narkoba.

Melalui Saturday Lesson, peserta mendapatkan pemahaman tentang bahaya narkoba dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Kesaksian Iskandarsyah Berian yang menjalani rehabilitasi juga menggugah hati. Semua informasi yang disampaikan dalam acara ini memberikan pencerahan dan memotivasi untuk berjuang bersama menghadapi tantangan penyalahgunaan narkoba di masyarakat.

Penulis: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)

Editor: M. Naufal Hafizh