Desa Mitra HMTL ITB: Bersama Warga Memanfaatkan Limbah Jagung
Oleh Mega Liani Putri
Editor Mega Liani Putri
BANDUNG, itb.ac.id – Desa Mitra adalah program kerja Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB dalam bidang pengabdian masyarakat yang dikemas dalam bentuk di Desa Dangdeur, Garut. Tahap pertama dalam , yaitu social mapping, telah dilaksanakan tahun lalu. Sejak saat itu, HMTL ITB terus membina hubungan baik dengan warga Desa Dangdeur dan lanjut merumuskan potensi yang bisa dikembangkan di desa tersebut lewat kunjungan berkala. Selain kunjungan berkala tiap bulannya, kegiatan Desa Mitra juga termasuk memberikan kesempatan kepada anggota HMTL ITB untuk mendapatkan pengalaman langsung hidup bersama warga. Maka dari itu, mengawali tahun ini, 43 anggota HMTL ITB mendatangi Desa Dangdeur, Garut dan menetap bersama warga selama akhir pekan (27-29/01/17).
Kerajinan dari Limbah Jagung
Desa Dangdeur pada awalnya dipilih oleh tim Desa Mitra HMTL
ITB karena permasalahan air di daerah tersebut saat dikunjungi pada tahun 2016.
Saat itu Desa Dangdeur sedang mengalami kekeringan karena tidak kunjung hujan.
Di tahun kedua keberjalanan community development ini, seharusnya tim Desa
Mitra HMTL ITB mengimplementasikan solusi yang telah dirumuskan untuk kondisi
yang dialami warga tersebut. Namun ternyata, hasil evaluasi survei berkala yang
dilakukan oleh tim menunjukkan bahwa pada beberapa waktu belakangan Desa
Dangdeur tidak lagi kesulitan air.
Tim Desa Mitra HMTL ITB kemudian menemukan hal baru tentang
Desa Dangdeur. Warga Desa Dangdeur adalah produsen jagung terbesar di wilaya
Garut. Aktivitas perkebunan jagung tentulah menghasilkan limbah yang akan
sangat menguntungkan bila bisa didaur ulang. Menurut Siti Karina Thalia (Teknik
Lingkungan 2013, Ketua Tim Desa Mitra HMTL ITB), warga Desa Dangdeur antusias saat
berdiskusi tentang ide untuk memanfaatkan limbah jagung sehingga bisa
memberikan keuntungan dari sisi ekonomi bagi mereka.
Tim Desa Mitra HMTL ITB pun kemudian memperkenalkan potensi
limbah jagung Desa Dangdeur kepada salah satu pebisnis kerajinan tangan dari
limbah jagung. Selama ini, bahan baku kerajinan tangan tersebut disuplai dari
Yogyakarta. Keberadaan Desa Dangdeur yang jauh lebih dekat dari pusat
kerajinan, yaitu di Bandung, membuat pemilik bisnis tersebut tertarik untuk
serius membina kerja sama dengan warga Desa Dangdeur.
Maka dari itu, warga Desa Dangdeur pun kemudian diberikan
pelatihan agar dapat mengolah limbah jagung sebagai bahan baku kerajinan sesuai
dengan permintaan. Kehadiran anggota HMTL ITB selama akhir pekan tersebut salah
satunya adalah membantu pelatihan kepada ibu-ibu warga Desa Dangdeur.
Menyatu dengan Warga
Tatwadhika Rangin Siddhartha (Teknik Lingkungan 2013) selaku
Ketua HMTL ITB mengungkapkan keseruan menyatu bersama warga selama menetap
bersama mereka. “Desa Mitra memang benar-benar bisa menghasilkan berkah untuk
kedua belah pihak. Di satu sisi, jelas masyarakat terbantu dengan kehadiran
kita. Di sisi lain, teman-teman HMTL benar-benar belajar bagaimana terjun
langsung ke masyarakat dalam dalam wujud yang nyata,” tuturnya.
Karin pun mengungkapkan harapannya agar Desa Mitra terus
menjadi program community development yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Ia berpesan kepada kepengurusan selanjutnya agar benar-benar serius bersama
masyarakat menyukseskan pemanfaatan limbah jagung tersebut. “Karena kita ini
fasilitator, kita harus mengingatkan warga untuk tekun dalam pengolahan limbah
jagung ini agar benar-benar menguntungkan bagi mereka,” ungkapnya.