Desain Biola Bambu Antarkan Andar Bagus Raih Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2014

Oleh Hafshah Najma Ashrawi

Editor Hafshah Najma Ashrawi

BANDUNG, itb.ac.id - Selain Ferry Iskandar dan Tisna Sanjaya, ITB patut berbangga memiliki peneliti berprestasi yang juga meraih peringkat pertama pada Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) 2014, Dr. Andar Bagus Sriwarno, M.Sn. dari FSRD ITB. Andar Bagus berhasil meraih penghargaan peringkat pertama pada kategori Desain Industri, Hak Cipta Karya Seni Rupa, Seni Pertunjukan dan Permainan Interaktif dengan karyanya, Biola Bambu dan Set Alat Musik Berbahan Bambu. Kedua rekan lainnya yaitu Ferry Iskandar meraih penghargaan pada kategori Hak Cipta Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tisna Sanjaya pada kategori yang sama dengan Andar Bagus, namun dengan karya yang berbeda yaitu Karya Ilmiah Budaya Cigondewah.
Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi kepada lima belas orang peneliti yang dinilai berhasil menciptakan inovasi dan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat.  "Ini sebagai apresiasi atas invensi dan kreasi dosen, peneliti dan masyarakat yang terus berkarya walau dengan segala keterbatasan yang ada," terang Menteri Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, M Nasir di kantor Direktorat Pendidikan Tinggi, Jakarta, pada saat penyerahan anugerah seperti yang dilansir pada halaman Tempo.

Menurut Sekjen Kemdikbud Ainun Naim, pelaksana tugas Dirjen Pendidikan Tinggi, pihaknya menerima 145 proposal penelitian dari berbabagi kategori. Jumlah penelitian itu disaring hingga mendapatkan lima belas pemenang penelitian yang dibagi menjadi empat kategori, yaitu Paten, Hak Cipta Bidang Ilmu Pengetahuan, Perlindungan Varietas Tanaman, dan Desain Industri, Hak Cipta Karya Seni Rupa, Seni Pertunjukan dan Permainan Interaktif.

Sekilas Profil Andar Bagus Sriwarno

Andar Bagus merupakan salah satu pengajar Desain Produk Industri FSRD ITB. Dari program studi yang sama, Andar meraih gelar sarjananya pada 1995. Kemudian Andar sempat menempuh Kursus Lanjutan pada School of Architecture, Furniture Design di Danish Academy of Fine Art, Denmark sebelum menempuh magister Desain di FSRD ITB. Pada tahun 2008, Andar meraih gelar Doktornya pada Departemen Science and Technology Chiba University, Chiba, Jepang.

Andar juga merupakan salah satu civitas akademika ITB yang giat memublikasikan penelitiannya di jurnal maupun seminar. Salah satu penelitiannya yang bekerjasama dengan Musashino Art University di Jepang adalah Bamboo Design Workshop. Selain berkarya melalui penelitian dan desain, Andar juga terlibat aktif dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat. Misalnya, Andar terlibat aktif pada lokakarya Awi-awi Mandiri Saung Angklung Mang Udjo dan Seminar Diskusi "Ergonomi & Kenyamanan Produk Desain" oleh Kelompok Keahlian Manusia dan Ruang Interior pada 2011 silam.

Desain Alat Gesek Berbahan Bambu, Upaya Temukan Originalitas

Menurut Andar, desain biola bambu ini juga sekaligus merupakan antisipasi terhadap upaya pengembangan alat musik bambu yang kurang maksimal di Indonesia. Bahkan, rupanya belum ada pemanfaatan bahan bambu untuk alat musik gesek. Berangkat dari hal tersebut, Andar bekerjasama dengan Komunitas Bambu Indonesia berupaya mendesain biola bambu yang dibuat melalui teknik laminasi bambu. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan menghasilkan tabung vibrasi dengan nuansa akustik yang khas.

Pada karya penelitiannya ini, terdapat dua jenis desain yang Andar ciptakan. Desain pertama adalah biola bambu dengan tabung panjang berbentuk kunci G dan desain kedua adalah biola dengan bentuk sederhanan namun memiliki kekuatan vibrasi lebih baik. Sampai saat ini, biola ini sudah didaftarkan desain industri beserta patennya dan diuji melalui serangkain eksperimen baik secara fisik maupun akustik di laboratorium Desain Produk FSRD ITB.

"Sebuah penelitian desain merupakan upaya kreatif dalam menemukan kebaruan dan originalitas," terang Andar. Andar juga mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan hasil jerih payahnya menemukan sesuatu yang baru, yang tidak hanya berupa produk pemecahan masalah teknis saja namun juga mampu menciptakan kesan visual estetis yang memberi nilai dan makna kepada masyarakat.

Ciptakan Produk yang Berorientasi Jangka Panjang

AKIL sendiri terselenggara atas kerjasama berbagai kementerian antara lain Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah ; Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; Kementerian Perdagangan; Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif; serta Kementerian Pertanian. Dengan adanya penghargaan ini, diharapkan mampu meningkatkan motivasi dosen, peneliti dan masyarakat untuk terus berkarya, berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

M. Nasir juga menyatakan bahwa penting bagi peneliti untuk mengomersialisasi dan menghilirisasi hasil penelitiannya. Peneliti juga sebaiknya menghindari pemikiran untuk melakukan riset berdampak jangka pendek semata. "Jangan sampai setelah mendapat hak paten ada beberapa masalah yang dianggap riset sudah ketinggalan, biayanya terlalu mahal, berapa lama inovasi tersebut dapat bertahan. Ini yang sangat penting dalam masalah hilirisasi dan komersialisasi produk," ujar M. Nasir.