Kiat Membangun Start Up dari Hari Tjahjono, Presiden Direktur PT. Abyor International
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id -- Saat ini membangun bisnis start up sedang marak dilakukan oleh banyak orang terutama bagi kalangan muda. Banyak yang telah sukses, namun tak sedikit yang masih harus mencoba peruntungannya di dunia start up.
Pada Studium Generale KU-4078 di Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Rabu (7/11/2018) lalu, Institut Teknolog Bandung (ITB) menghadirkan pembicara Presiden Direktur PT. Abyor International Hari Tjahjono dengan tema yang diangkat "Bagaimana Membangun Start Up yang Sukses"
Di hadapan ratusan mahasiswa ITB, Hari menjelaskan bahwa menjadi seorang entrepreneur ikut berkontribusi dalam membangun bangsa, karena melalui entreprenuer kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. "Mengapa Entrepreneurship penting, untuk job creation, to avoid middle income trap," ujarnya.
Dia menceritakan perjalanannya membangun PT. Abyor International 10 tahun lalu. Banyak rintangan dan tantangan yang harus dilewati, termasuk ketika harus keluar dari perusahaan besar dengan gaji yang besar pula. Salah satu alasannya membangun PT. Abyor adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
"Saat membangun perusahaan ini, tidak semuanya mulus, banyak hambatan, masalah terbesar adalah cast flow," ujarnya. Oleh karena itu ia berpesan, ketika ingin mendirikan start up harus jelas terlebih dulu visi - misi yang dibangun. Ketika akan membangun start up jangan terlalu berpikir ke arah keuntungan karena semua start up butuh proses, tidak bisa instan.
"Bicara start up sangat penting persoalan visi dan misi. Apa sebetulnya niatnya, apakah hanya mengikuti tren saja? Membangun start up butuh pertaruhan besar, resiko besar, harus hitung apakah sanggup atau tidak kita. Kalau tidak cukup kuat tujuan, ade-ade akan menghadapi situasi yang sulit," katanya.
Hari mengatakan, membangun start up juga butuh orang dengan mental tidak mudah menyerah. Berdasarkan pengalamannya, mental tersebut sangat penting sebab berwirausaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan. "Dalam dunia entrepreneurship kegagalan itu biasa. Seorang entrepreneur kalau tidak bisa menghasilkan sesuatu, tidak akan dapat apa-apa, beda dengan karyawan yang tiap bulan sudah pasti bakal digaji," ujarnya Alumni Teknik Mesin dan Dirgantara itu.
Selain itu, penting juga membangun network dan creativity. Hal ini bukan datang sendiri tapi harus dirintis sejak awal, misalnya ketika kuliah aktif berorganisasi. "Dulu sejak mahasiswa saya suka berorganisasi. Waktu SMA, jadi Ketua Osis dan saya rasakan manfaatnya sekarang. Kalau mau jadi entrepreneur harus sadar membangun network dan creativity," tambahnya.
Kiat-kiat lainnya untuk membangun start up yang sukses, yakni butuh rekan kerja yang baik. Kemudian harus baik pula dalam pengelolaan manajemen perusahaan terutama dalam bidang keuangan. Terakhir adalah adalah corporate government. Para perusahaan besar, mereka tidak mau kalau kita tidak corporate governance," pungkasnya.