Prosesi Arak-arakan Meriahkan Rangkaian Acara Wisuda April ITB 2017
Oleh Anin Ayu Mahmudah
Editor Anin Ayu Mahmudah
BANDUNG, itb.ac.id – Berbeda dari institusi atau universitas lainnya, Institut Teknologi Bandung memiliki cara istimewa untuk mengapresiasi mahasiswanya yang berhasil lulus. Tidak hanya dengan karangan bunga atau ucapan selamat, para wisudawan akan diarak keliling kampus oleh rekan maupun adik tingkat di jurusan mereka masing-masing. Tidak hanya itu, setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) juga memiliki cara yang beragam untuk memeriahkan perayaan wisuda, seperti prosesi penyerahan helm proyek, menyemprot wisudawan dengan pistol air, serta menampilkan berbagai performance yang menarik. Bagaimana awal mula budaya ini lahir?
Arak-arakan Wisuda ITB, Dulu hingga Kini
Konon, ITB dikenal sebagai kampus yang tidak mudah meluluskan mahasiswanya menjadi sarjana berlabel “cap gajah”. Berangkat dari situ, putra-putri bangsa yang berhasil memperoleh kursi di kampus ITB pun menjadi harapan para masyarakat supaya kelak ketika lulus, mereka dapat menjadi sosok pemimpin bangsa yang mampu menemukan solusi atas peliknya permasalahan di tanah air. Sehingga selebrasi yang tidak biasa pun digelar untuk mengapresiasi para wisudawan sekaligus menghibur masyarakat.
Dalam kurun waktu satu tahun, ITB menggelar 3 kali periode wisuda yaitu Maret atau April, Juli, serta Oktober. Sabtu (01/04/17) kemarin, Keluarga Mahasiswa (KM) ITB melalui Panitia Wisuda Pusat baru saja menyelenggarakan serangkaian acara wisuda periode April 2017 bertema “Superhero”. Prosesi arak-arakan sendiri dimulai sejak para wisudawan keluar dari Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) dan beriringan menuju Lapangan Sarana Olahraga Ganesha (Saraga). Setiap HMJ kemudian mengantri sesuai urutan untuk unjuk kebolehan mulai dari menyerukan orasi hingga menyanyikan lagu mars himpunan mereka masing-masing di tangga antara tunnel dan Sunken Court.
Arak-arakan kemudian dilanjutkan sesuai rute yaitu melewati Gedung Center of Art and Design (CADL), Gedung Kuliah Umum (GKU) Barat, Gedung Teknik Sipil, dan berakhir di Gerbang Utama ITB tempat dilangsungkannya performance dari setiap HMJ yang mengikuti rute yang dibuat oleh Panitia Wisuda Pusat. Bukan hanya ajang unjuk gigi, prosesi arak-arakan ini juga merupakan sebuah kompetisi dimana HMJ dengan arak-arakan terbaik berhak mendapat pernghargaan dari Panitia Wisuda Pusat. Menurut Nabilah Aufa (SBM 2016) selaku panitia lapangan Wisuda April 2017, ada beberapa poin yang dinilai oleh juri, diantaranya ketertiban, ketepatan durasi waktu, kostum, performance, serta kesesuaian dengan tema yang diusung.
Yang Menarik dari Arak-arakan
Dalam arak-arakan wisuda ITB, selalu dapat ditemui berbagai hal unik. Mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB misalnya, sebagai sekumpulan mahasiswa yang berlatar belakang seni, skill dan pengalaman mereka dalam pembuatan mega property, performance, dan juga kostum tidak perlu diragukan lagi. Setiap kali prosesi arak-arakan, performa mereka memang selalu memicu sorotan tersendiri bagi siapapun yang hadir dan menyaksikan. Meskipun tidak menampilkan performance di Gerbang Utama ITB, FSRD selalu mempertontonkan sebuah parade yang meriah dan menarik. “Kita all-out karena semua yang kita siapkan ini ialah bentuk apresiasi kepada para wisudawan. Selain apresiasi, ini juga sebagai ucapan selamat tinggal dari kami. Jujur aja, campur aduk sih perasaannya setiap wisuda gini,” ungkap Ardhito Timoty (Seni Rupa 2015).
Parayaan wisuda merupakan momen berharga bagi setiap mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas akhirnya, arak-arakan sendiri selain sebagai bentuk apresiasi dan untuk memeriahkan rangkaian acara wisuda, pada dasarnya juga mengingatkan kepada para wisudawan dan para mahasiswa bahwa tanggung jawab seorang akademisi tidak hanya perkara tugas atau ujian sewaktu kuliah, tapi akan terus berlanjut hingga kita mencabut status kita sebagai mahasiswa.
Silvi Absharina A.F.
Sekolah Bisnis dan Manajemen 2016
ITB Journalist Apprentice 2017
Sumber foto: laman resmi Arsitektur ITB dan ITB