Mengupas Pentingnya Informasi Geospasial untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Studium Generale KU-4078 di Aula Barat ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Rabu (29/1/2020). Pembicara pada Studium Generale kali ini adalah Prof. Dr. Ir. Hasanuddin Z. Abidin, M.Sc., selaku Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan tema “Pemanfaatan Informasi Geospasial untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.”
Pada awal penyampaiannya, Prof. Hasanuddin menjelaskan pentingnya data, terutama data geospasial. “Bapak Presiden kita sendiri sudah mengatakan data itu adalah aset, aset pemerintah, aset negara yang sangat penting,” ungkapnya seraya menambahkan, sekarang ini siapa menguasai data, dia yang akan menguasai dunia. Ia menegaskan, data geospasial saat ini merupakan data yang sangat penting dalam proses pembangunan berkelanjutan di suatu negara. Informasi Geospasial yang dimaksud adalah informasi yang memiliki elemen untuk menunjukkan lokasi suatu objek, bentuk, serta atribut objek tersebut.
Prof. Hasanuddin mencontohkan pentingnya Informasi Geospasial di Indonesia dengan Pemetaan Neraca Sumber Daya Alam. Salah satu pemetaan yang dilakukan adalah pemetaan luas sawah di seluruh Indonesia. Hal ini dianggap penting dilakukan karena akan berkaitan dengan berbagai hal. Dengan data luas sawah di Indonesia, akan berpengaruh terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencakup subsidi pupuk, alat pertanian, benih, dan lain sebagainya. Juga tidak kalah penting adalah informasi ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam kebijakan ekspor maupun impor.
Menurut Prof. Hasanuddin, sejauh ini Badan Informasi Geospasial telah melakukan Pemetaan Neraca Sumber Daya Alam pada berbagai komoditas seperti padi dan sawit. Selanjutnya juga akan dilakukan terhadap komoditas lainnya seperti jagung. Ia mengharapkan, dari tingkat perguruan tinggi, mahasiswa sudah mulai memiliki pemahaman yang lebih serta dapat melakukan analisis atau riset lebih lanjut dengan data geospasial yang telah tersedia. “Data-data tersebut dapat diperoleh secara gratis di Badan Informasi Geospasial jika memang mahasiswa membutuhkannya untuk tujuan penelitian,” ungkapnya. Selain itu, ia juga menjelaskan secara sekilas tentang kebijakan satu peta di Indonesia, di mana harapannya, setiap data yang ada dapat divisualisasikan secara spasial dan saling terintegrasi satu sama lain pada setiap elemen yang ada.
Reporter: Irfan Ibrahim (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2016)