Bantu Tenaga Medis, Mahasiswa Teknik Mesin ITB Buat Swab Chamber

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Dok. Pribadi

BANDUNG, itb.ac.id — Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Institut Teknologi Bandung berhasil memproduksi Swab Chamber atau Bilik Swab Test untuk menjaga keamanan tenaga medis dalam proses mendeteksi COVID-19. Swab Chamber adalah bilik yang berfungsi untuk memisahkan antara pasien dengan tenaga medis agar aman dan tidak tertular dalam rangkaian tes swab.

Arya Dipajaya selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin ITB mengungkapkan, Swab Chamber dibuat agar kedap udara dan menggunakan sistem positive pressure, artinya udara dari luar tidak dapat masuk kecuali dari intake (cadangan) yang telah disediakan. Pada alat tersebut, tenaga medis dapat masuk ke dalam bilik dan memasukkan tangannya kedalam sarung tangan latex untuk melaksanakan swab test untuk pasien di luar bilik. “Untuk komunikasi sendiri bilik ini dilengkapi alat komunikasi speaker dan mic dua arah antara tenaga medis dan pasien,” ujarnya.



Tim yang beranggotakan anggota HMM ITB dari angkatan 2016, 2017, dan 2018 ini juga dibimbing oleh dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, Dr. Indria Herman. Selain itu dijelaskan Arya, anggota HMM ITB juga bekerja sama dengan tim dokter agar mengetahui secara pasti kebutuhan di lapangan. Mereka juga melibatkan pihak alumni yang menyumbang baik secara ide maupun materiil.

Lebih lanjut Arya mengatakan, proses pembuatan Swab Chamber ini didasari keinginan mahasiswa dari rumah masing-masing untuk menolong para tenaga medis yang terjun langsung di lapangan, oleh karena itu mereka berinisiatif menanyakan kebutuhan para tenaga medis dan akhirnya dipilihlah Swab Chamber ini. HMM ITB berharap dapat menjadi pionir yang memprakarsai pergerakan anak muda khususnya mahasiswa dalam membantu penanganan COVID-19.

“Kami mulai dengan wawancara dengan tim dokter agar kami tau apa saja kebutuhan mereka di lapangan terkait pelaksanaan swab test. Selanjutnya kami masuk ke tahap desain yang dilakukan dari rumah masing masing. Kemudian tahap prototyping yang hasilnya telah kami serahkan untuk di-review oleh tim dokter beberapa waktu lalu. Saat ini sedang dalam tahap persiapan produksi massal,” terang Arya kepada reporter Humas ITB.


Karena kondisi pandemi COVID-19, kegiatan pembuatan produk lebih banyak dilakukan di rumah masing-masing kecuali adanya kebutuhan untuk mengecek progres di bengkel saat produksi. Tim HMM ITB menargetkan membuat sebanyak 12 unit, dan akan dibagikan kepada tiga rumah sakit rujukan COVID-19 yaitu RS Hasan Sadikin, RSUD Cibabat, RS Paru Rotinsulu, dan RS Al Ihsan masing-masing tiga unit alat.

Arya mengatakan, sejauh ini Swab Chamber membutuhkan dana sebesar 4,2 juta/unit. Proses pengerjaan ini bisa berlangsung dengan bantuan dana dari para donatur. Pihak HMM ITB sendiri mengakui bahwa kesulitan yang dialami dalam produksi alat adalah dari aspek finansial. Untuk itu mereka berharap semoga makin banyak orang yang tergerak hatinya untuk membantu menyampaikan donasi.

Reporter: Salsabila Tantri Ayu (Kimia, 2016)