Vulkanolog ITB Ungkap Rahasia Gunung Api Indonesia yang Banyak Orang Tidak Tahu

Oleh Adi Permana

Editor Diky Purnama, S.Si.,M.Ds.


BANDUNG, itb.ac.id— Secara geografis, wilayah Indonesia terletak pada rangkaian ring of fire (Cincin Api). Hal ini berdampak pada jumlah gunung api di Indonesia yang banyak dan tanpa kita sadari kita hidup berdampingan dengan gunung api. Namun, banyak yang belum kita ketahui soal rahasianya.

Eureka! edisi ke-10 bekerja sama dengan Prodi Teknik Geologi ITB dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengda Jabar dan Banten mendatangkan narasumber Pakar Vulkanologi ITB dan Kepala Program Studi Teknik Geologi ITB Dr. Eng. Mirzam Abdurachman, S.T., M.T., pada Senin (17/8/2022).

Eureka! adalah salah satu program live streaming detikcom yang membahas seputar science. Disiarkan secara langsung melalui platform YouTube detikcom, Dr. Mirzam mencoba mengajak masyarakat Indonesia untuk mengetahui aneka rahasia di balik keindahan gunung api di Indonesia.

Keberadaan Gunungapi

Gunungapi adalah sebuah objek yang mengeluarkan magma ke permukaan. Tidak sedikit orang beranggapan objek alam ini hanya dijumpai di bumi. Padahal, gunungapi juga terdapat planet venus dan mars dengan berbagai keragamannya. Gunungapi di bumi secara umum berbentuk kerucut dengan keindahannya.

Lain halnya dengan gunungapi di Venus. Venus memiliki 1600 gunung api dan menjadi planet dengan jumlah gunung api terbanyak. Namun, gunung api di venus terbentuk tekanan yang sangat tinggi (90 kali tekanan di Bumi) dengan atmosfer yang sangat tebal 60 KM dengan komposisi CO2 yang 97% dari atmosfer total yang membuat berbicara dan panas sehingga kemudian berbentuk pancake dome.

Kapan Gunungapi Lahir di Bumi?

Mirzam menjelaskan bahwa sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu terdapat sebuah objek yang diduga meteor menumbuk dan mengambil sebagian massa di bumi hingga menjadi cikal bakal terjadinya bulan. Lalu, bumi menjadi kehilangan sebagian massanya terjadi peristiwa tektonik yang menyebabkan lahirnya gunungapi di bumi.

Indonesia memiliki 127 gunung api yang berasal dari pertemuan tiga lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Gunungapi di Indonesia juga berasal dari tiga tempat yang menjadi cikal bakal munculnya gunungapi di permukaan yakni Pematang Tengah Samudra, Palung, dan Hotspot.

Batas pemekaran dua buah lempeng yang saling menjauh (divergen) terdapat di Karangsambung, Jawa Tengah yang merupakan lantai samudera yang terangkat dengan kedalaman >1500 dpl berdasarkan jenis lava yang ditemukan. Batas konvergen yang berkaitan dengan subduksi (palung) menjadi penyebab dominan terbentuknya hampir gunung api di Indonesia (Jawa, Sumatera, Bali, Timor-Timur, Halmahera, Maluku). Gunung api yang intraplate / tengah lempeng (hotspot) dapat dijumpai di Krakatau, Muria, dan Kangean.

Kenapa Gunung Api Meletus?

Terdapat dua faktor gunungapi dapat meletus yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yakni terganggunya proses dapur magma gunungapi. Proses di dapur magma terbagi menjadi tiga yakni di bawah, di dalam, dan di atas dapur magma.

Ketika di bawah dapur magma produksi magma yang lebih dan ditambah lagi dengan produksi magma lain menyebabkan erupsi. Sedangkan proses di dalam dapur magma, ketika magma mendingin maka mulai mengkristal yang berat akan tenggelam dan gas yang ringan akan menekan ke atas apabila tidak mampu menahan maka akan meletus. Di atas dapur magma, es yang meleleh menyebabkan gunung api kehilangan tekanan dan meletus, typhoon di sekitar gunung api, pasang surut di bulan purnama dimana air yang naik akan memberi beban ketika gunung api dalam keadaan kritis dan menekan gunung api bumi, gempa bumi.

Faktor eksternal gunung api meletus disebabkan oleh longsor, hujan lebat, dan erosi.

Bahaya Gunungapi

Berdasarkan sifatnya, bahaya gunungapi terbagi menjadi dua yakni bahaya primer dan sekunder. Bahaya primer (syn eruption) berarti bahaya yang terjadi bersamaan ketika gunungapi meletus seperti aliran lava, lahar, piroklastik, abu volkanaik, gas beracun, ejecta ballistic (bom & block). Bahaya sekunder (post eruption) berarti setelah gunung api meletus seperti banjir bandang, tsunami, hujan asam, gas beracun, lahar.

Mirzam menambahkan bahwa letusan terdahsyat dan menjadi letusan terbesar kedua di dunia dimiliki oleh gunungapi Toba di Indonesia atau sering disebut Toba Supervolcano.
Di balik keanekaragaman dan keindahan gunungapi di Indonesia ternyata menyimpan sejuta misteri. Sebagai mahasiswa yang dibekali ilmu sains kita hanya bisa sekedar memprediksi dan tidak bisa menghentikan kehendak alam. Sebagai orang awam, sudah sepatutnya kita lebih sadar dan peduli akan fenomena alam serta menjaganya dengan tidak mencemarinya.

“Gunungapi Indonesia memanggil, jika bukan kita putra-putri terbaik bangsa yang mengurus gunungapinya sendiri, siapa lagi?” ungkap Mirzam.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)