Ekskursi Sedimentologi Teknik Geologi ITB: Menguak Batuan Sedimen Sungai Cipamingkis

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BOGOR, itb.ac.id—Program studi Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menyelenggarakan ekskursi. Acara tersebut diikuti oleh 74 orang peserta mata kuliah Sedimentologi pada Sabtu (4/11/2923). Ekskursi dilaksanakan di Sungai Cipamingkis, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Salah seorang peserta, yakni Daud Al Amin Rahmatulloh (Teknik Geologi, 2021) menyatakan mata kuliah ini wajib diambil di semester 5. Pada matkul ini menjelaskan mengenai pembentukan, transportasi, dan pengendapan partikel sedimen secara mekanik, organik dan kimiawi.

“Dijelaskan tempat batuan sedimen terendapkan dan karakteristiknya yang khas,” jelas Daud.

Sementara itu, Afif Yulma Putra (Teknik Geologi, 2020) mengungkapkan bahwa di Sungai Cipamingkis terdapat batuan yang merepresentasikan lingkungan transisi berupa pantai pada zaman dahulu.

“Dosen kami menyebutkan kalau wilayah ini merupakan singkapan berkelas dunia (world class outcrop) karena pada satu singkapan batuan didapati 1 model lengkap shoreline sand seperti yang biasa ditemukan di textbook. Jadi, Sungai Cipamingkis cocok dijadikan laboratorium hidup untuk mempelajari sedimentologi,” tegas salah satu asisten ekskursi itu.

Para peserta diminta untuk mengumpulkan kolom stratigrafi dari pengukuran lapangan yang dilakukan. Terdapat dua outcrop yang diteliti. Pada outcrop pertama, dilakukan pengukuran penampang stratigrafi (PPS) dengan Jacob Staff. Jenis batuan yang ada dideskripsikan untuk dibuat pemetaan reservoir hidrokarbon. Sedangkan pada outcrop 2, lebih mempelajari tentang deskripsi batuan. Mulai dari litologi, fosil, hingga struktur sedimen.

Peserta lainnya, yakni Muhammad Sultoni (Teknik Geologi, 2021) menerangkan bahwa outcrop 1 merupakan daerah penyuplai sedimen yang masih intens sehingga terdapat banyak batu pasir.

“Sedangkan di outcrop 2 cenderung terisolasi dari suplai sedimen sehingga bisa terendapkan batuan karbonat,” tuturnya.

Ekskursi Sedimentologi penting agar mahasiswa dapat mengerti apa yang dipelajari di kelas dengan melihat produknya langsung di lapangan.

“Ekskursi ini menjadi pembelajaran yang menyenangkan karena kami bisa menyatroni langsung kondisi di lapangan, tidak melulu dengan praktikum,” ungkap Daud.


Hal senada juga diungkapkan oleh Sultoni. Menurutnya, geologis harus menyeimbangkan pengetahuan teoritis, praktikum, dan mengasah keterampilan di lapangan.

Kegiatan ini turut diikuti oleh berbagai jajaran dosen Teknik Geologi, yakni Wahyu Probo Ananto, S.T., M.T., dan Dr. Dwiharso Nugroho, S.T., M.T., dari KK Geodinamika dan Sedimentologi serta Dr. Ir. Khoiril Anwar Maryunani, M.T., dari KK Paleontologi dan Geologi Kuarter.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)