Deteksi Depresi dari Cuitan Twitter, ILY Juara Pertama Gemastik XIV Penambangan Data

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id—Dwiani Yulia Ariyanti (Informatika ’18), Anindya Prameswari E. (Informatika ’18), dan Yolanda Tania Mulyadi (Teknik Fisika ’18) berhasil membawa pulang medali emas dari ajang Gemastik XIV divisi Penambangan Data (Data Mining). Pernyataan ini disampaikan secara langsung oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) melalui kanal YouTube pada Kamis (7/10/2021) lalu.

Gemastik (Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi) adalah kompetisi teknologi yang diadakan oleh Puspresnas di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuan kompetisi tersebut adalah meningkatkan soft skills, literasi teknologi, data, dan manusia. Di dalamnya, terdapat 11 bidang lomba, salah satunya penambangan data.

Pada awalnya, Yulia mengajak Nindy dan Yolanda untuk mengikuti Gemastik bidang penambangan data. Saat ditanya mengapa memilih mengikuti bidang penambangan data, Yulia menjawab, “Sebenarnya awalnya memang sedang tertarik untuk 'bereksperimen' dengan data. Maka, aku coba ajak Nindy dan Yolanda karena pernah dengar mereka juga tertarik pada bidang ini. Selain itu, tugas magangku juga berkaitan dengan data mining. Jadi awalnya, memang coba-coba ‘iseng’ saja,” katanya.

Dalam lomba ini, ILY-ILY—sebutan untuk tim Yulia, Nindy, dan Yolanda-membawakan topik tentang deteksi gejala depresi pengguna Twitter dari cuitan Twitternya menggunakan kecerdasan buatan. Kemudian, jika terdeteksi, suatu robot (chatbot) akan segera menghubungi orang yang terdeteksi memiliki gejala depresi tersebut.

Untuk mewujudkan ide mereka, ILY melakukan banyak riset dan menetapkan target belajar mingguan. ILY juga sampai menghubungi mahasiswa psikologi universitas lain untuk bertanya tentang depresi. Selain itu, faktor dukungan dari dosen pembimbing juga amat berpengaruh. Dengan arahan dosbing, mereka jadi tahu apa saja yang perlu dipelajari sehingga dapat memanfaatkan waktu dengan baik.

Saat meliput ini, reporter Humas ITB berkesempatan untuk menghubungi salah satu dosbing penambangan data, yaitu Fariska Zakhralativa Ruskanda, S.T., M.T., dosen Program Studi Teknik Informatika. Menurut pengamatan Fariska, yang menjadi kekuatan tim ITB pada lomba Gemastik XIV adalah tekad dan motivasi mahasiswa serta penguasaan materi (khususnya natural language processing) yang kuat. Meski materi yang dilombakan belum didapatkan saat kuliah, para mahasiswa mampu mengejar materi-materi tersebut bahkan ketika dibarengi dengan kewajiban kuliah.

Selain itu, Fariska menambahkan bahwa tim-tim ITB juga menimba pengalaman dari beberapa senior yang pernah menjadi finalis atau juara pada tahun sebelumnya. Hal ini membantu mereka mendapatkan gambaran tentang mekanisme keberjalanan Gemastik. Tim-tim ITB juga memiliki solidaritas dan kekompakan yang kuat antaranggota. Lalu, yang tidak kalah pentingnya, adalah dukungan moral dan fasilitas dari ITB.

Meski demikian, bukan berarti perjuangan yang dilalui adalah tanpa rintangan. Nindy bercerita bahwa ia kesulitan untuk mengatur waktunya karena ia harus bisa belajar untuk Gemastik sekaligus mempersiapkan tugas akhir. Ia mengakui, ternyata banyak juga ilmu yang dipelajari tidak dapat dimanfaatkan saat pelaksanaan Gemastik. Walau begitu, Nindy yakin bahwa ilmu tersebut dapat menjadi bekal untuk ia ke depannya.

Pengalaman berharga tak hanya didapat oleh Nindy. Setelah mengikuti lomba ini, Yolanda menyadari bahwa sebetulnya bidang penambangan data ini, khususnya pemrosesan bahasa alami atau (NLP) masih memiliki banyak ruang untuk berkembang.

Di sisi lain, Yulia mengatakan bahwa ia juga jadi berkesempatan mempelajari banyak hal yang tidak ia dapatkan di perkuliahan. Karena lomba ini, ia jadi terpacu untuk mengeksplorasi topik-topik tentang NLP.

Kemudian, Yolanda juga berpesan, “Jika ada kesempatan, entah itu lomba, organisasi, atau magang, dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ambil itu selama kalian punya waktu dan kalian mau, meski tidak sesuai dengan jurusan yang kalian tekuni sekarang. Juga, cari teman yang tepat untuk diajak berlomba bersama karena faktor itu juga menentukan.”

*Foto: Ditmawa ITB dan dokumentasi pribadi narasumber
Reporter: Maria Khelli (Teknik Informatika, 2020)