Dibalik Kemeriahan KPA ITB IN CONCERT: Angklung, Roll, Action!!!

Oleh Bayu Septyo

Editor Bayu Septyo

BANDUNG, itb.ac. id - Bermandikan cahaya remang nan elegan, sebuah lantunan classic Also Sprach Zarathustra sukses membuka pertunjukan ansambel angklung "KPA ITB IN CONCERT" oleh Keluarga Paduan Angklung (KPA) ITB pada Minggu malam (21/02/16). Karyaan Richard Strauss yang digunakan dalam film sains fiksi yang pernah melegenda pada 1968, A Space Odyssey, tersebut merupakan awal dari 15 lagu soundtrack pilihan dalam gelaran konser bertajuk &pos;Angklung, Roll, Action!!!'.  Berbeda dari konser sebelumnya, kegiatan dua tahunan yang kini bertempat di Aula Barat kampus ITB Ganesha ini memanfaatkan media berupa projector screen guna memberi visualisasi dalam setiap alunan lagu yang dimainkan. Setelah dibuka oleh Zulfikar Afdhola (MRI '13) selaku Ketua Panitia, riuh tepuk tangan selalu menutup penampilan setiap lagu yang dipersembahkan, bak credit scene bagi sebuah film.

Seperti Menonton Film Lintas Generasi

Sosok ketua yang akrab disapa Fikar tersebut menjelaskan mengapa ia dan timnya memilih tema perfilman dalam membalut konsernya. "Berbeda dengan tahun sebelumnya, Angklung kan lebih sering main musik tradisional, kita maunya agar musik angklung yang kita mainkan lebih masuk dengan selera teman-teman sekarang," ungkap Fikar.

Memang, belakangan gaya hidup masyarakat kian disemarakkan oleh film-film yang semakin beragam dan berkualitas. Sehingga menjadi tepat bila memadukan atmosfir tersebut dalam sajian sebuah pertunjukan musik yang khas, terutama dengan memadukannya dalam alunan piranti musik tradisional seperti angklung.

Selain lagu lama yang melegenda, hadir pula lagu dari film kenamaan modern dalam negeri seperti Ayat-Ayat Cinta hingga soundtrack film kontroversial Fifty Shades of Gray, Love Me Like You Do oleh Ellie Goulding. "Namun dalam memilih lagu-lagu yang lintas generasi tersebut, aku dan teman-teman melihat beberapa pertimbangan seperti ketersediaan tabulasinya dan kecocokan pada flow konser. Awalnya malah, mau dibuat seperti plot movie yang menggunakan seni peran teater" beber Fikar.

Persiapan yang Apik = Pertunjukan yang Ciamik

Dirinya yang telah terpilih sebagai ketua sejak Mei 2015, bersama timnya mulai menentukan lagu sejak Juni yang kemudian dilanjutkan dengan latihan bersama secara intensif mulai Oktober silam. "Untuk pemilihan lagu, memang Si Kadiv (Kepala Divisi, -red) bersangkutan jagonya, begitupun dengan Kadiv lain terkait persiapan teknis hingga hasilnya rapi. Aku sangat bangga dengan mereka, Tapi aku juga sempat agak ngotot untuk memilih tema perfilman ini diawal" tutur pria yang sangat gemar menonton film tersebut.

Untuk menyiapkan semuanya, Fikar menyatakan lebih dari seratus anggota KPA ITB mendaftarkan diri sebagai panitia. Selain itu, keikutsertaan anggota untuk bermain dalam tim angklung sendiri cukup baik dengan menghasilkan dua tim berisikan anggota angkatan 2015, satu tim beranggotakan angkatan 2014 hingga 2012, ditambah dengan satu tim alumni berkat antusiasme mereka yang besar untuk ikut bermain dalam gelaran konser kemarin.

Kesiapan yang baik ini ternyata direspon hebat oleh para penggemarnya. Tidak heran jika KPA ITB mengumumkan tiket konsernya telah habis sejak H-3 pertunjukan digelar. "Seluruhnya ada 600 kursi. VVIP sebesar 96, terus 216 untuk VIP, dan 288 untuk kursi Reguler. Senangya, yang sold-out pertama justru VVIP, baru VIP dan akhirnya Reguler. Malah, pada hari H, kita sampai sediakan tiket OTS karena permintaan berbagai pihak," terang Fikar.

Malam Bertaburan Bintang

Kepuasan penonton kian memuncak ketika melihat kolaborasi KPA ITB dengan berbagai bintang tamu diantaranya adalah Puspalia Panggabean (Kriya Tekstil '04), Dira Sugandi, Denny Zethi (Indonesian Idol 2004), dan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB. Menariknya, Puspalia yang mengisi beberapa lagu terlihat berkolaborasi dengan PSM ITB yang dahulu menjadi almamater bermusiknya saat di ITB. Selain itu, Dira Sugandi juga tampil sangat memukau ketika duet bersama Zethi dalam balunan gaun putihnya. Uniknya, wanita yang pernah menembangkan Lucky bersama Jason Mraz itu tampil dengan berkepala pelontos.

Penerima Anugerah Musik Indonesia Award itu mengaku didepan penonton tampil demikian sebagai bentuk kontribusi dan ketulusannya bagi sebuah yayasan kanker dalam negeri. Kemeriahan konser ini juga semakin dinikmati berkat sentuhan duo violinist & cellist yakni Kiki Abdul Haqqi dan Andrian Purwanto. Adapun, satu diantara enam conductor adalah Budi Supardiman, seorang alumni Teknik Elektro ITB yang karya dan dedikasinya terhadap alat musik angklung begitu terkenal dengan salah satunya dengan mendirikan Angkung Web Institute.

Tapi bikin seneng deh!

Diantara kegembiraan KPA malam itu, terdapat keunikan tersendiri bagi Fikar dan kawan-kawan. Pasalnya, terdapat dua hal yang mengejutkan bagi dirinya. Media penampil visualisasi memperlihatkan cuplikan yang gagal tayang alias error ditengah tayangannya. Fikar mengaku proses rendering memang dilakukan dalam tekanan deadline, namun ia merasa KPA beruntung karena bintang tamu yang hadir justru jauh menyita perhatian penonton. Selain itu, diakhir acara KPA juga dikagetkan dengan after-performance yang keluar dari skenario.

"Aku khawatir banget ketika Media memperlihatkan video yang gagal render, eh tapi untungnya semua bagian video yang gagal itu bersamaan dengan kolaborasi bintang tamu, sehingga gak kelihatan. Terus juga diakhir, aku gak tau kalau para bintang tamu justru menyanyikan lagu Happy dengan duet yang pada akhirnya diramaikan dengan semua kru acara masuk ke stage. Tapi bikin seneng deh," tutup Fikar dengan seloroh.