Collaboration ITB: Dekatkan Mahasiswa ITB dengan Warga Tamansari Lewat Angklung dan Catur
Oleh Shabrina Salsabila
Editor Shabrina Salsabila
Sekolah angklung yang telah tiga kali diselenggarakan ini diikuti oleh 20 hingga 30 warga. Peserta sekolah angklung yang mayoritas berusia taman kanak-kanak hingga sekolah dasar tampak terhibur dan mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias. Untuk menyelenggarakan sekolah angklung yang diberi nama Angklung Kreatif oleh warga sekitar ini, Collaboration ITB bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Keluarga Paduan Angklung (KPA) ITB. "Kami memilih angklung karena warganya sendiri memang ingin main angklung dan angklung kan memang budaya lokal di sini, kebetulan di ITB ada unitnya, jadi kami ingin memfasilitasi apa yang warga inginkan dan di ITB memang ada dan mampu untuk memberikannya," ujar Setyaki Sholata Sya (Teknik Elektro 2010) yang akrab disapa Taki, ketua Collaboration ITB.
Sama halnya dengan sekolah angklung, pertandingan catur Chesspas juga merupakan kerjasama Collaboration ITB dengan unit kegiatan mahasiswa yaitu Persatuan Catur Mahasiswa (Percama) ITB. Kolong jembatan merupakan tempat yang identik dengan kekumuhan. Namun dengan pikiran yang kreatif, kolong jembatan bisa menjadi peluang sebagai sarana berkegiatan positif dan kreatif. Salah satunya adalah bermain catur. Harapan dari panitia sendiri turnamen ini bisa mengikuti jejak Komunitas Catur Kolong Jembatan di Tebet, Jakarta yang telah lebih dulu berdiri. "Kami merasa senang saat diajak berkolaborasi untuk menyelenggarakan turnamen ini karena ini memang pertama kalinya kami turun ke warga langsung. Harapannya kegiatan seperti ini bisa terus diselenggarakan secara rutin," ujar Putu Angga Widyastama (Perencanaan Wilayah dan Kota 2011), ketua Percama ITB.
Sekilas Collaboration ITB
Collaboration ITB merupakan rangkaian acara Pesta Rakyat dan Mahasiswa yang bertujuan merayakan Pengabdian Masyarakat bersama. Kegiatan ini juga bertujuan untuk bersama-sama membangun nilai-nilai, memperpendek kesenjangan antara mahasiswa dan masyarakat, serta mempersiapkan masyarakat menghadapi tantangan global, salah satunya adalah Asean Economic Community (AEC). Pada Collaboration ITB yang pertama kali dilaksanakan ini, dipilihlah Kelurahan Tamansari sebagai daerah yang diajak untuk berkolaborasi. Tamansari dipilih karena memiliki potensi keunggulan, dekat dengan kampus ITB, dan mengandung kearifan lokal. Sehingga pada tahun ini kegiatan Collaboration ITB bertemakan "Punten Tamansari".
Setelah persiapan acara selama 6 bulan lamanya, Collaboration ITB telah berhasil melaksanakan beberapa programnya seperti sekolah sains, sarasehan, forum warga, wisata Tamansari, kegiatan memasak bersama warga, pentas seni, sekolah angklung, pertandingan catur dan lain-lain. Dalam melaksanakan seluruh kegiatannya tersebut Collaboration ITB bekerja sama dengan berbagai Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di ITB. Respon dari warga Tamansari sendiri terhadap acara ini sangat positif. Hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaan warga pada berbagai acara yang diselenggarakan. "Warga meminta kami agar program Punten Tamansari ini terus sustain kedepannya tak hanya untuk saat ini saja," ujar Taki.