Dies Emas ITB: Bakti Mahasiswa Pada Desa Mitra
Oleh prita
Editor prita
Pengobatan gratis diadakan pada Minggu (22/02/09) sebagai pembuka dari rangkaian program Desa Mitra. Dengan 3 orang dokter dan 4 perawat dari Divisi Kesehatan Kodam Siliwangi serta bekerjasama dengan Bumi Medika Ganesha dalam penyediaan obat-obatan, pegobatan gratis diadakan untuk menjalin silaturahmi yang baik dengan warga setempat. Respon positif didapat, terbukti dengan banyaknya warga yang hadir.
Pelatihan pembuatan kompos melibatkan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL), Himpunan Mahasiswa Biologi (NYMPHAEA), Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK), dan pengusaha kompos. Dari hasil rembug yang diadakan dengan masyarakat desa, diputuskan bahwa sebagai percobaan, program ini akan dilaksanakan di RW 4 dahulu. Pengkomposan akan memakan lahan seluas 1 m3, dan hasilnya baru dapat dilihat setelah 1-2 bulan. Sementara efektif tidaknya pemakaian kompos pada tanaman dapat dilihat 6 bulan kemudian setelah masa panen. Masyarakat diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diajarkan hingga tercapai tujuan besar: menjadi desa mandiri pupuk.
Kegiatan ini didukung oleh Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM) ITB, Ikatan Alumni (IA) ITB, dan LSM Climate Change Center. Untuk kedepannya, diharapkan adanya dukungan dan partisipasi dari berbagai elemen di dalam kampus dalam menindaklanjuti program ini.
Profil Desa Kidang Pananjung
Desa Kidang Pananjung terletak di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Memiliki area seluas 500 ha, desa ini berada di kawasan pegunungan dan dikelilingi oleh hutan. Daerah Cililin terletak tidak jauh dari waduk Saguling. Meski demikian, di desa Kidang Pananjung yang berjarak 7 km dari jalan utama Cililin, tidak terdapat sungai sehingga bermasalah dengan ketersediaan air.
Kecamatan Cililin membawahi 11 desa, 6 desa termasuk Kidang Pananjung berada dalam Indeks Desa Tertinggal hasil pendataan dari BPS. Jaringan listrik telah memasuki desa tersebut dan menerangi 70% wilayah, meski hanya 30% yang memperoleh listrik secara legal. Sekitar 80% mata pencaharian berasal dari sektor pertanian. Pupuk kimia digunakan oleh penduduk dalam bertani. Pupuk tersebut kini langka, ditambah pula sulitnya akses menuju kota Kecamatan. Penggunaan pupuk kandang sebagai alternatif nyatanya membawa dampak hama bagi tanaman. Selain bertani, banyak warga yang memiliki ternak seperti kambing atau sapi.
Dari segi pendidikan, terdapat dua buah Sekolah Dasar di desa tersebut. Mayoritas penduduk hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat ini, karena sekolah menengah hanya terdapat di kota kecamatan. Butuh waktu sekitar 1,5 jam dan menempuh perjalanan naik-turun gunung yang terjal untuk pergi ke SMP. Transportasi yang ada yaitu ojeg membuat penduduk harus mengeruk 13 ribu rupiah dari kantong mereka, jumlah yang tidak sebanding dengan penghasilan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Panitia Desa Mitra KM ITB, Faris (Teknik Mesin 2007), dikatakan bahwa ide mengenai adanya daerah binaan dari mahasiswa ITB telah ada sejak tahun 1999. Ide tersebut selama beberapa tahun tidak juga terlaksana karena kurangnya kepercayaan diri untuk menggelar program besar seperti tersebut. Akhirnya, pada kepengurusan kabinet KM periode 2008/2009, program ini mulai dirintis lagi setelah ditiadakan selama dua periode sebelumnya, dan menunjuk Faris sebagai ketua. Proses survey mulai dilaksanakan mulai dari pencarian data di BPS hingga observasi langsung ke lokasi, dan akhirnya terpilih lah desa Kidang Pananjung sebagai desa binaan. Program pengobatan gratis dan pembuatan kompos pun dipilih sesuai dengan kemampuan pelaksana. Peresmian program ini pun dilaksanakan dalam suasana peringatan Dies Emas ITB ke- lima puluh.