Dies Natalis 56 Tahun HMFT
Oleh niken
Editor niken
BANDUNG, itb.ac.id - Berdiri sejak tahun 1953, Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT) yang kini berusia 56 tahun merayakan ulangtahunnya pada acara Dies Natalis HMFT, Kamis(19/02/09) di selasar lantai 2 LABTEK V.
HMFT pertama kali terbentuk pada tahun 1953, 3 tahun setelah munculnya pendidikan Fisika Teknik yang diprakarsai oleh Prof. Dr. Ir. A. Nawijn (alumni Techische School Delft), Ir. Go Pok Oen sebagai asisten akademis (asisten ahli) dan staf pengajar asal Belanda. Kehadiran bagian Fisika Teknik tidak disertai pengumuman dan penerangan luas, sehingga kurang diketahui masyarakat. Akibatnya, jurusan Fisika Teknik sedikit sekali menarik perhatian mahasiswa baru di tahun-tahun pertamanya.
Tahun 1952, jumlah mahasiswa Fisika Teknik meningkat menjadi 25 orang, dan kemudian bertambah di tahun-tahun berikutnya hingga pada tahun 1953 dibentuk panitia penyusun AD-ART untuk HMFT. Tiga tahun kemudian, Fisika Teknik mengalami krisis tenaga pengajar, sebagian besar dosen (termasuk A. Nawijn, ketua jurusan) pulang ke Belanda. Pimpinan fakultas memutuskan bagian FT tidak menerima mahasiswa sebab tidak mungkin mahasiswa FT meneruskan pendidikannya (kecuali jika belajar ke luar negeri). Meskipun demikian, Soemantri, ketua HMFT pertama, lulus sebagai insinyur Fisika pertama di Indonesia.
Prof. Dickinson tetap jadi caretaker ketua jurusan karena minimnya staf pengajar di Fisika Teknik (Ir. Go Pok Oen dan Ir. Soemantri). Peralatan laboratorium, peralatan laboratorium, fasilitas dan kekuasaannya dipindahkan ke Physical Departement FIPIA. Saat itu, 1956, Fisika Teknik terancam bubar, mahasiswa diberi pilihan : melanjutkan studi ke luar negeri, pindah ke bagian Elektro Teknik, pindah ke jurusan Fisika Experimentil FIPIA. Saat-saat itulah yang paling menegangkan bagi mahasiswa Fisika Teknik, namun akhirnya jurusan ini masih tetap bisa dipertahankan. Tahun 1966, lambang tengkorak diciptakan oleh peserta ospek saat sedang berada di Pangandaran. Selanjutnya lambang tersebut jadi lambang tak resmi bagi HMFT.
Acara Dies Natalis HMFT dihadiri Ketua Program Studi Teknik Fisika, Deddy Kurniadi Dr. Eng., yang sempat memberi sambutan pada awal acara dan memberi ucapan selamat bagi HMFT. Afief Helmi Baasir, ketua HMFT periode 2008/2009 pada kesempatan ini meresmikan acara Dies Natalis dengan memotong tumpeng dan menyerahkannya kepada Dr. Ir. M. Rohmanudin, MT, sebagai perwakilan dosen.
Keramaian acara memuncak saat para mahasiswa mengambil makan malam dengan berdesak-desakkan. Sambil menikmati makan malam, Kaprodi Teknik Fisika berbagi cerita dan foto-foto Teknik Fisika zaman dahulu, mengenang kembali masa-masa muda para dosen yang kini masih mengajar. Acara dilanjutkan dengan embagian medali emas dan perunggu bagi para atlet HMFT yang telah berhasil membawa HMFT ke peringkat 5 besar pada olimpiade 2009. Acara ditutup dengan penampilan anggota HMFT yang membawakan beberapa lagu di atas panggung.
Tahun 1952, jumlah mahasiswa Fisika Teknik meningkat menjadi 25 orang, dan kemudian bertambah di tahun-tahun berikutnya hingga pada tahun 1953 dibentuk panitia penyusun AD-ART untuk HMFT. Tiga tahun kemudian, Fisika Teknik mengalami krisis tenaga pengajar, sebagian besar dosen (termasuk A. Nawijn, ketua jurusan) pulang ke Belanda. Pimpinan fakultas memutuskan bagian FT tidak menerima mahasiswa sebab tidak mungkin mahasiswa FT meneruskan pendidikannya (kecuali jika belajar ke luar negeri). Meskipun demikian, Soemantri, ketua HMFT pertama, lulus sebagai insinyur Fisika pertama di Indonesia.
Prof. Dickinson tetap jadi caretaker ketua jurusan karena minimnya staf pengajar di Fisika Teknik (Ir. Go Pok Oen dan Ir. Soemantri). Peralatan laboratorium, peralatan laboratorium, fasilitas dan kekuasaannya dipindahkan ke Physical Departement FIPIA. Saat itu, 1956, Fisika Teknik terancam bubar, mahasiswa diberi pilihan : melanjutkan studi ke luar negeri, pindah ke bagian Elektro Teknik, pindah ke jurusan Fisika Experimentil FIPIA. Saat-saat itulah yang paling menegangkan bagi mahasiswa Fisika Teknik, namun akhirnya jurusan ini masih tetap bisa dipertahankan. Tahun 1966, lambang tengkorak diciptakan oleh peserta ospek saat sedang berada di Pangandaran. Selanjutnya lambang tersebut jadi lambang tak resmi bagi HMFT.
Acara Dies Natalis HMFT dihadiri Ketua Program Studi Teknik Fisika, Deddy Kurniadi Dr. Eng., yang sempat memberi sambutan pada awal acara dan memberi ucapan selamat bagi HMFT. Afief Helmi Baasir, ketua HMFT periode 2008/2009 pada kesempatan ini meresmikan acara Dies Natalis dengan memotong tumpeng dan menyerahkannya kepada Dr. Ir. M. Rohmanudin, MT, sebagai perwakilan dosen.
Keramaian acara memuncak saat para mahasiswa mengambil makan malam dengan berdesak-desakkan. Sambil menikmati makan malam, Kaprodi Teknik Fisika berbagi cerita dan foto-foto Teknik Fisika zaman dahulu, mengenang kembali masa-masa muda para dosen yang kini masih mengajar. Acara dilanjutkan dengan embagian medali emas dan perunggu bagi para atlet HMFT yang telah berhasil membawa HMFT ke peringkat 5 besar pada olimpiade 2009. Acara ditutup dengan penampilan anggota HMFT yang membawakan beberapa lagu di atas panggung.