Mahasiswa Teknik Fisika ITB Bantu Warga Kampung Bojong Mulyasari Olah Sampah Organik Menjadi Pupuk
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (HMFT ITB) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kampung Bojong Mulyasari, Pangalengan, Kabupaten Bandung, mulai dari Sabtu (2/3/2024).
Kegiatan tersebut bertajuk PERINOV (Pemberian Inovasi), yang berlangsung selama dua hari satu malam. Program utamanya adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat desa setempat terkait pembuatan pupuk dengan komposter untuk memanfaatkan sampah organik.
Penanggung jawab kegiatan PERINOV, Nanda Antika, mengatakan bahwa kegiatan semacam ini sebenarnya sudah pernah dilakukan sebelumnya.
“Sebenarnya program semacam ini telah dilaksanakan saat pengabdian masyarakat oleh HMFT angkatan 2020 (Elixir 2022), namun keberadaan komposter masih belum dimanfaatkan secara maksimal dan penggunaanya tidak dilanjutkan. Selain itu masalah sampah juga menjadi salah satu permasalahan yang krusial di Kampung Bojong Mulyasari," ujarnya.
Dia menilai masyarakat masih sering membuang sampah tanpa dipilah. Padahal, masyarakat di desa tersebut mempunyai kebun, sehingga dapat memproduksi sisa sampah organik dari sayur-sayuran.
"Oleh karena itu, dengan komposter ini diharapkan sampah organik tersebut dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, sehingga dapat membantu mengurangi biaya pupuk," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Divisi Community Development, Amalia Wahyu Utami menyatakan bahwa masyarakat yang aktif berkegiatan di desa tersebut umumnya merupakan kaum wanita. "Sehingga pengerucutan target pada PERINOV ini diharapkan dapat meningkatkan awareness ibu-ibu kader terhadap masalah sampah dan meningkatkan keingintahuan ibu-ibu kader terkait pengolahan sampah organik," tuturnya.
Di hari pertama pada 2 Maret 2024, pelaksanaan sosialisasi diadakan di Madrasah Kampung Bojong Mulyasari. Kegiatan tersebut dihadiri oleh ibu-ibu serta remaja perempuan. Adapun, Sosialisasi tersebut dibuka oleh sambutan Ketua Rukun Warga (RW) 22, Narto. Beliau berharap acara ini dapat terselenggara dengan baik dan memberikan manfaat bagi warga desa.
Kemudian, sosialisasi dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh mahasiswa Teknik Fisika ITB, terkait pengertian dan jenis sampah organik, dampak dari timbunan sampah organik, serta pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk menggunakan komposter. Bukan hanya pemaparan materi, sosialisasi ini juga dilengkapi praktik secara langsung pembuatan pupuk berbasis sampah organik dengan komposter.
Perwakilan dari kader desa setempat, yakni Elis, telah menyampaikan kepada warga untuk membawa sampah organik pada saat kegiatan sosialisasi. Kurang lebih telah terkumpul 3 karung sampah organik.
Sampah tersebut akhirnya diolah menjadi pupuk sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan pada sesi pemaparan materi. Bukan hanya para warga, para mahasiswa juga turut ikut mempratikkan pembuatan pupuk. Adapun hasil pengolahan sampah tersebut dimasukkan ke dalam tong komposter untuk proses fermentasi. Dari kegiatan praktik tersebut diperoleh 2 tong komposter yang terisi penuh.
Elis mengungkapkan bahwa kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan menyenangkan dan dapat menambah pengetahuan warga. Beliau juga mengemukakan prospek penggunaan komposter di desa ini bisa dilakukan secara berkelanjutan, mengingat terdapat banyak penduduk yang memiliki kebun sehingga menghasilkan banyak sampah organik.
Warga lainnya, yaitu Athiyah pun mengungkapkan hal yang serupa. Beliau berharap hasil pengolahan sampah organik tadi berhasil menjadi pupuk yang siap pakai. "Serta penggunaan komposter ini dapat meluas ke tiap rumah penduduk, mungkin bukan dalam skala tong melainkan skala ember," paparnya.
Pada hari kedua (3 Maret 2024), mahasiswa ditugaskan untuk mengikuti kegiatan rutin warga. Terdapat beberapa mahasiswa yang mengikuti warga ke kandang sapi untuk melihat proses memerah susu, sementara yang lain bergabung dengan warga yang sedang pergi ke kebun untuk bercocok tanam.
Di sisi lain, penanggung jawab kegiatan PERINOV, Ardi Shohih Ardiansyah, mengatakan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi ajang HMFT untuk lebih berkontribusi pada masyarakat.
“Pertama, Ingin memperkenalkan pengmas (pengabdian masyarakat) kepada masa HMFT, supaya masa HMFT tau cara bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat. Kedua, aku juga ingin, massa HMFT bisa berkontribusi kepada masyarakat dan turun langsung ke lapangan," ujarnya.
"Termasuk mengetahui realita di sana itu bagaimana, supaya kalau kita udah bekerja itu bisa memikirkan orang-orang di sana seperti apa," tambahnya.
Lebih lanjut, Ardi berharap program pengabdian masyarakat dapat terus berlanjut di kepengurusan HMFT periode selanjutnya. Menurutnya pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa perlu menyesuaikan dengan dinamika masyarakat, sehingga dapat menjawab kebutuhan warga.
Reporter: Aris Syifa Augustina (Teknik Fisika, 2021)