Dies Natalis Maha Gotra Ganesha ITB: Harmonisasi Karya Dalam Budaya
Oleh Akbar Syahid Rabbani
Editor Akbar Syahid Rabbani
BANDUNG, itb.ac.id - Harmonisasi karya dalam budaya menjadi tema Dies Natalis XLII Maha Gotra Ganesha (MGG ITB) yang diselenggarakan pada Minggu (17/11/2013) di Aula Barat ITB. Dengan tajuk Bali Sundaram, pagelaran tahunan yang rutin diselenggarakan oleh MGG ITB itu mampu memberikan pertunjukkan yang megah dan memukau para penonton yang hadir.
Sebelum menggelar malam puncak yang berisi pagelaran drama dan tari, Dies Natalis XLII MGG ITB juga menyelenggarakan pra-event berupa pawai baleganjur dan diakhiri Tari Janger pada Jumat (8/11/2013). Selain itu, MGG ITB juga memberikan pelajaran kesenian dan budaya Bali kepada anak-anak skhole (sebuah program dari Kementrian Pengabdian Masyarakat Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB) pada Minggu (10/11/2013). Tentunya rangkaian acara yang diselenggarakan diharapkan mampu mendukung usaha MGG ITB untuk memperkenalkan budaya Bali kepada masyarakat secara luas.
Pada malam pagelaran Dies Natalis XLII MGG ITB, dipersembahkan sebuah sendratari tentang kisah Rajapala. Rajapala, Ken Sulasih dan I Durma adalah tokoh utama yang mengisi cerita pagelaran Bali Sundaram tersebut. Bercerita tentang kisah kehidupan seorang pemburu di kawasan hutan kerajaan Wana Keling bernama Rajapala, perjalanan Ken Sulasih dari kahyangan ke bumi, pertemuan Rajapala dengan Ken Sulasih yang merupakan bidadari dari kahyangan dan kegigihan I Durma dalam menerima kenyataan, membuat cerita Bali Sundaram memberikan kesan yang menarik untuk para penonton yang hadir.
Acara yang digelar pukul 19.00-22.00 WIB ini mampu membawa penonton ke dalam jalan ceritanya, sehingga dapat menyajikan suasana Bali seutuhnya. Tak jarang, para pemeran yang tampil melakukan interaksi dengan penonton dalam memainkan jalan cerita. Hal ini juga didukung oleh kostum yang menarik, lighting yang megah dan tarian yang harmonis. Melibatkan lebih dari 30 orang penari dan 10 orang pemain musik, Dies Natalis MGG ITB XLII mampu menyajikan konsep Bali Sundaram dengan baik dan menarik. Dengan diselenggarakannya acara ini, MGG ITB berharap selalu mempersembahkan keharmonisan karya musik, tari, kolaborasi serta sendratari yang indah kepada masyarakat Indonesia.
Pada malam pagelaran Dies Natalis XLII MGG ITB, dipersembahkan sebuah sendratari tentang kisah Rajapala. Rajapala, Ken Sulasih dan I Durma adalah tokoh utama yang mengisi cerita pagelaran Bali Sundaram tersebut. Bercerita tentang kisah kehidupan seorang pemburu di kawasan hutan kerajaan Wana Keling bernama Rajapala, perjalanan Ken Sulasih dari kahyangan ke bumi, pertemuan Rajapala dengan Ken Sulasih yang merupakan bidadari dari kahyangan dan kegigihan I Durma dalam menerima kenyataan, membuat cerita Bali Sundaram memberikan kesan yang menarik untuk para penonton yang hadir.
Acara yang digelar pukul 19.00-22.00 WIB ini mampu membawa penonton ke dalam jalan ceritanya, sehingga dapat menyajikan suasana Bali seutuhnya. Tak jarang, para pemeran yang tampil melakukan interaksi dengan penonton dalam memainkan jalan cerita. Hal ini juga didukung oleh kostum yang menarik, lighting yang megah dan tarian yang harmonis. Melibatkan lebih dari 30 orang penari dan 10 orang pemain musik, Dies Natalis MGG ITB XLII mampu menyajikan konsep Bali Sundaram dengan baik dan menarik. Dengan diselenggarakannya acara ini, MGG ITB berharap selalu mempersembahkan keharmonisan karya musik, tari, kolaborasi serta sendratari yang indah kepada masyarakat Indonesia.