Harmonisasi Kebudayaan Bali Malam Pagelaran Maha Dwipa MGG ITB

Oleh Nida Nurul Huda

Editor Nida Nurul Huda

BANDUNG, itb.ac.id-Unit kebudayaan  Maha Gotra Ganesha ITB (MGG ITB)  kembali menyelenggarakan Malam Pagelaran dalam rangka Dies Natalis XLIII. Pagelaran yang mengangkat tajuk Maha Dwipa mampu mampu memukau penonton dengan panggung yang megah dan koreografi yang menawan. Pagelaran ini dihelat pada Minggu,ago Tea House, Bandung.

Sebelum menggelar malam puncak yang berisi pagelaran drama dan tari, Dies Natalis XLIII MGG ITB juga menyelenggarakan pra-event berupa Festival Tari Bali ke-18. Festival ini dilaksanakan pada Jumat-Sabtu, (07-09/11/14) di Sabuga dan Aula Timur ITB. Festival ini mampu mengikutsertakan 219 peserta yang dari luar daerah bali yaitu Jawa dan Lampung. Festival tersebut menyuguhkan berbagai tari tradisional bali seperti Tari Cendrawasih, Tari Manukrawa, Tari Oleg Tamulilingan. Festival tersebut akhirnya mengeluarkan Sanggar Telkom untuk kategori beregu dan Sanggar Asmarandana untuk kategori sanggar terbaik sebagai juara umum.


Pada malam pagelaran Dies Natalis XLIII MGG ITB, dipersembahkan sebuah sendratari tentang kisah Kebo Iwa. Maha Patih Kebo Iwa dan Kerajaan Bali dan Patih Gadjah Mada dari Kerajaan Majapahit adalah tokoh utama yang mengisi cerita pagelaran Maha Dwipa tersebut. Bercerita tentang kisah pengorbanan dan keberanian seorang Maha Patih Kebo Iwa yang menyerahkan dirinya pada Patih Gadjah Mada untuk persatuan nusantara.


Malam pagelaran yang melibatkan kurang lebih 60 seniman tidak hanya berasal dari MGG ITB melainkan juga unit kebudayaan lain seperti Unit Kebudayaan Sumatera Utara ITB, Unit Kebudayaan Sulawesi Selatan ITB dan Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan ITB. Tarian-tarian tersebut ditampilkan dalam rangkaian tarian nusantara dalam sendratari Kebo Iwa. Kolabarasi inilah yang membuat malam pagelaran ini berbeda dari malam pagelaran sebelumnya. Serta keterlibatan dari koreagrafer muda Adi Saputra yang mengemas malam pagelaran menjadi begitu menarik.


Acara yang digelar kurang lebih 1,5 jam ini mampu membawa penonton ke dalam jalan ceritanya, sehingga dapat merasakan suasana Bali seutuhnya. Meskipun sempat diguyur hujan, tak meluluhkan semangat penononton untuk mengikuti jalannya paglearan. Tak jarang, para pemeran yang tampil melakukan guyonan yang membuat penonton tertawa selama memainkan jalan cerita. Hal ini juga didukung oleh panggung yang megah, lighting yang menarik, dan gerak-gerik yang energik. Melibatkan lebih dari 40 orang penari dan diiringi Sekaa Gong Maha Gotra Ganesha mampu menyajikan konsep Maha Dwipa dengan baik dan menarik. Dengan diselenggarakannya acara ini, MGG ITB selalu berharap dapat terus  mempersembahkan keharmonisan karya musik, tari, kolaborasi serta sendratari yang indah kepada masyarakat Indonesia setiap tahunnya.