Diskusi panel, “Better Youth for Better Civilization”
Oleh asni jatiningasih
Editor asni jatiningasih
BANDUNG, itb.ac.id- Bertempat di Gedung Serbaguna, Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB menyelenggarakan diskusi panel interaktif “Better Youth for Better Civilization”, Sabtu (12/4) kemarin. Hadir sebagai pembicara Dr.Adhyaksa Dault, Menteri Pemuda dan Olah Raga RI; Dr.M Abdul Kadir M, dosen kimia ITB; Salim A Fillah, penulis buku “Gue Never Die”; dan Vijaya Fitriyasa, presiden pertama Keluarga Mahasiswa (KM) ITB.
Dalam diskusi panel kali ini dibahas mengenai peran pemuda dalam menciptakan peradaban yang lebih baik. Generasi muda saat ini menghadapi tantangan yang berat seiring dengan arus globalisasi dan informasi yang kian deras. Dalam menjawab tantangan ini, “Generasi muda jangan hanya melakukan apa yang menjadi tuntutan sekitar tetapi harus bisa melakukan apa yang tumbuh dari dirinya,” ujar Abdul Kadir. Selain itu Abdul juga berpesan agar generasi muda memiliki keyakinan untuk memenangkan persaingan. Mengenai kemampuan generasi muda Indonesia, “Harus bisa meningkatkan kualitas dan kompetensinya agar bisa menempati posisi strategis di perusahaan multinasional,” ujar Vijaya. Syarat untuk menjadi generasi muda yang unggul seperti yang diungkapkan Salim A Fillah diantaranya pendidikan, skill, integritas, fokus pada keahlian masing-masing, multimanajemen, dan terlibat dalam masyarakat. Pada dasarnya semua generasi muda di dunia menghadapi situasi yang sama, perbedaannya “Ada yang tenggelam ada yang berenang,” ujar Salim.
Diskusi panel interaktif “Better Youth for Better Civilization” diikuti lebih dari duaratus pemuda dan pemudi. Antusiasme peserta yang tinggi membuat diskusi semakin interaktif. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pemuda dan Olah Raga RI menyampaikan sebuah kutipan, “You can’t save the world, but you can improve your community,” ujarnya kepada para pemuda dan pemudi yang hadir.
Dalam diskusi panel kali ini dibahas mengenai peran pemuda dalam menciptakan peradaban yang lebih baik. Generasi muda saat ini menghadapi tantangan yang berat seiring dengan arus globalisasi dan informasi yang kian deras. Dalam menjawab tantangan ini, “Generasi muda jangan hanya melakukan apa yang menjadi tuntutan sekitar tetapi harus bisa melakukan apa yang tumbuh dari dirinya,” ujar Abdul Kadir. Selain itu Abdul juga berpesan agar generasi muda memiliki keyakinan untuk memenangkan persaingan. Mengenai kemampuan generasi muda Indonesia, “Harus bisa meningkatkan kualitas dan kompetensinya agar bisa menempati posisi strategis di perusahaan multinasional,” ujar Vijaya. Syarat untuk menjadi generasi muda yang unggul seperti yang diungkapkan Salim A Fillah diantaranya pendidikan, skill, integritas, fokus pada keahlian masing-masing, multimanajemen, dan terlibat dalam masyarakat. Pada dasarnya semua generasi muda di dunia menghadapi situasi yang sama, perbedaannya “Ada yang tenggelam ada yang berenang,” ujar Salim.
Diskusi panel interaktif “Better Youth for Better Civilization” diikuti lebih dari duaratus pemuda dan pemudi. Antusiasme peserta yang tinggi membuat diskusi semakin interaktif. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pemuda dan Olah Raga RI menyampaikan sebuah kutipan, “You can’t save the world, but you can improve your community,” ujarnya kepada para pemuda dan pemudi yang hadir.