DNA Kota Masa Depan: Menyatukan Teknologi, Inklusi, dan Keberlanjutan

Oleh Andre Otniel Panggabean - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id – Webinar "DNA of Future Cities" diselenggarakan pada Rabu (28/5/2025) secara daring melalui platform Zoom. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian #IGC-KnowledgeSharing menuju Indonesia Green Connect (IGC) 2025, hasil kolaborasi antara ECADIN (Energy Academy Indonesia) dan ICE Center ITB.

Acara ini menghadirkan empat panelis yang ahli di bidang perencanaan kota, pembangunan berkelanjutan, dan tata kelola metropolitan: Prof. Ir. Ridwan Sutriadi, S.T., M.T., Ph.D. (Guru Besar Smart City ITB), Dr. Maliki (Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI), Dr. Hendricus Andy (Presiden IAP), dan Eric Huybrechts (Arsitek Senior dan Perencana, Institut Paris Region).

Prof. Ridwan membuka diskusi dengan memperkenalkan konsep Next Generation Cities sebagai evolusi dari kota pintar berkelanjutan. Beliau menekankan pentingnya DNA kota—karakter spasial, sosial, dan ekonomi yang unik dalam membentuk ketahanan dan arah pertumbuhan kota. Faktor seperti identitas budaya, kesiapan teknologi, dan transisi energi menjadi komponen utama dalam merancang kota yang inklusif dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Dr. Maliki menyoroti dinamika demografi dan tantangan produktivitas masyarakat urban di Indonesia. Ketimpangan gender, ketidakpastian kerja informal, dan kurangnya mobilitas yang efisien menjadi hambatan utama. Beliau mengatakan perlunya infrastruktur pendukung seperti fasilitas penitipan anak dan pendidikan yang inklusif, serta koordinasi lintas wilayah untuk mengelola dampak aglomerasi.

Dr. Hendricus Andy membahas pendekatan perencanaan berbasis teknologi, termasuk penggunaan digital twin sebagai alat pemantauan dan pengelolaan kota secara real-time. Beliau mengusulkan model transportasi multimoda, sistem pengantaran dengan drone, serta perumahan modular ramah lingkungan sebagai solusi konkret menghadapi krisis iklim dan kebutuhan generasi digital.

Sementara itu, Eric Huybrechts memaparkan pengalaman Paris dalam mengelola ekspansi kota secara berkelanjutan. Dengan kebijakan tata guna lahan yang terintegrasi dan proyek Grand Paris Express, Paris menjadi contoh kota metropolitan yang menyeimbangkan pelestarian warisan budaya dengan pembangunan modern berbasis data dan kolaborasi multipihak.

Sesi tanya jawab memperkaya diskusi dengan isu-isu seperti epidemiologi dalam desain kota, pengukuran produktivitas berbasis gender yang lebih adil, hingga pentingnya partisipasi masyarakat lokal dalam proyek besar seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Webinar ini menyimpulkan bahwa pembangunan kota masa depan membutuhkan pendekatan terpadu yang menggabungkan inovasi teknologi, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, serta pelestarian identitas lokal. Kolaborasi lintas sektor dan berbasis data menjadi kunci dalam mewujudkan kota yang tangguh dan layak huni bagi generasi mendatang.

Reporter: Andre Otniel Panggabean (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2022)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak