Dorong Kesadaran Energi Terbarukan, ITB Adakan Seminar Nasional
Oleh Fatimah Larassati
Editor Fatimah Larassati
Sesuai dengan topik yang diangkat, bahasan seminar kali ini berfokus pada pengembangan EBT di Indonesia. Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi yang berkesempatan memberi sambutan dalam seminar ini juga menekankan hal yang senada. Beliau menyatakan bahwa optimalisasi EBT sebagai bahan bakar disadari bukan hanya karena bahan bakar konvensional yang semakin menipis cadangannya, namun juga demi mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh bahan bakar konvensional. Indonesia sendiri menargetkan 23 persen bauran energi primer EBT sebagai upaya pengarustamaan EBT sebagai bahan bakar. Sumber energi yang digencarkan beragam, mulai dari surya, bayu (angin), panas bumi, bahkan sampah.
Diakui oleh Rida bahwa memang penerapan EBT sebagai bahan bakar ini masih menemui banyak tantangan, salah satunya adalah minimnya teknologi dan sumber daya manusia dari dalam negeri untuk pengembangan EBT. Oleh karena itu peran perguruan tinggi sebagai motor akademik dan inovasi disini sangat lah diharapkan. Andil perguruan tinggi tak berhenti sebatas masalah teknis, lebih jauh lagi bahkan harus dilibatkan hingga pengelolaan regulasi.
Selain itu, paradigma pemilihan bahan bakar berdasar atas harga murah namun mengabaikan dampak lingkungan pun harus segera dihilangkan. Sulit rasanya jika ingin memulai penggunaan EBT jika kesadaran akan lingkungan belum dirasakan oleh semua orang. Jika kesadaran ini sudah tumbuh, maka tidak berlebihan dikatakan bahwa Indonesia tak hanya mampu untuk mencapai ketahanan energi, namun juga kedaulatan energi untuk pembangunan negeri.