Dosen ITB Ciptakan Algoritma Kuantum untuk Mencari Matriks Hadamard
Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT
Editor Fivien Nur Savitri, ST, MT
BANDUNG, itb.ac.id -- Prof. Andriyan Suksmono, Guru Besar dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB) berhasil menciptakan algoritma kuantum untuk mencari matriks Hadamard. Apa itu Matriks Hadamard?
*Keterangan gambar: Sambungan antar qubit di dalam komputer kuantum D-Wave 2000Q untuk menemukan matriks Hadamard 2x2 dan sebaran energi hasil eksekusi dari program. (Foto: Prof. Andriyan)
Dijelaskan Prof. Andriyan, Matriks Hadamard adalah suatu matriks ortogonal dengan elemen -1 dan +1. Sebarang pasangan vektor kolom atau pasangan vektor baris dari matriks tersebut saling tegak-lurus. Matriks ini ditemukan oleh J.J. Sylvester dan selanjutnya dikembangkan oleh J. Hadamard dari Perancis.
Menemukan satu matriks Hadamard di
antara seluruh matriks biner yang ada, dapat dikategorikan sebagai hard
problem. Peluang menemukan matriks yang demikian akan mengecil secara
eksponensial seiring dengan kuadrat ukuran matriks. Algoritma kuantum
yang telah dibuat dan diimplementasikan sebagai program di dalam
komputer kuantum D-Wave 2000Q mampu mengatasi permasalahan tersebut.
Hasil penelitian ini pun telah dipublikasikan dalam jurnal Nature’s Scientific Reports yang terbit pada awal bulan Oktober 2019.
“Matriks
Hadamard dipakai dalam berbagai aplikasi, antara lain untuk kode
pengoreksi kesalahan (ECC-Error Correcting Code) atau kode penebar dalam
sistem komunikasi CDMA (Code Division Multiple Access). Sebagai ECC,
kode Hadamard dimanfaatkan dalam pengiriman citra planet Mars oleh
wahana antariksa Mariner 9. Dalam sistem CDMA, sifat ortogonal dari
matriks ini dimanfaatkan agar sinyal antar pengguna sistem tidak saling
mengganggu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof. Andriyan
menerangkan bahwa secara prinsip, suatu matriks Hadamard dapat dicari
dengan mencoba semua kombinasi -1 dan 1 pada semua elemen, lalu
memeriksa ortogonalitas dari matriks tersebut. Namun demikian langkah
yang diperlukan akan menjadi sangat panjang sehingga waktu eksekusinya
sangat lama.
“Untuk menemukan satu matriks berukuran MxM,
diperlukan langkah perhitungan sebanyak 2^(MxM) sehingga masuk kategori
hard problem. Komputasi kuantum dapat mengatasi hal ini karena memiliki
kemampuan merepresentasikan elemen -1 dan 1 (atau 0 dan 1) sekaligus
sebagai superposisi,” terang guru besar pada Kelompok Keahlian Teknik
Telekomunikasi itu.
Menurutnya, metode yang diajukan ini dapat menemukan matriks Hadamard sebarang ukuran dengan pola
4kx4k, jika conjecture Hadamard benar dan komputer kuantum yang dipakai
memiliki jumlah qubit yang cukup. Saat ini, komputer kuantum yang ada
baru berhasil merealisasikan algoritma pencarian matriks Hadamard 2x2
dan 4x4.
“Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi komputer
kuantum, kemampuan dan jumlah qubits yang dibuat juga semakin
meningkat. Diharapkan algoritma ini kelak dapat dipakai sebagai alat
benchmarking komputer kuantum,” jelasnya.