Dosen ITB dalam Penanggulangan Lumpur Lapindo

Oleh

Editor

Bandung-itb.ac.id - Semenjak keluarnya semburan lumpur dari sumur banjar panji-1 milik Lapindo Brantas, Sidoarjo, Jawa Timur pada 29 Mei 2006 yang lalu, sampai saat ini semburannya belum dapat dihentikan. Itu berarti telah hampir 10 bulan bencana lumpur lapindo atau lumpur Sidoarjo terjadi. Dengan melihat keadaan demikianlah, tiga orang dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB bergabung dengan tim nasional penanggulangan lumpur lapindo. Dr. Bagus Endar Bachtiar Nurhandoko, Dr. Umar Fauzi dan Dr. Satria bijaksana inilah yang menjadi tim “insersi bola beton”. Dengan metoda ini mereka berharap dapat memperkecil volume semburan lumpur lapindo. “Metoda bola beton ini bertujuan untuk mengurangi debit semburan lumpur, sehingga memperkecil volume semburan lumpur tersebut” ujar Dr. Satria Bijaksana, wakil ketua tim metode insersi bola beton di ruang kerjanya (Kamis, 22/03). Bola beton ini merupakan high density ball yang berbentuk untaian. Masing-masing untaian terdiri dari empat bola beton dengan ukuran yang berbeda. Dua bola beton teratas berdiameter 20, berat 18 kg. Sedangkan dua bola beton terbawah berdiameter 40 cm dengan berat 80 kg. Saat ditanya mengapa beton ini berbentuk bola, Dr. Satria Bijaksana menjelaskan bahwa dengan beton berbentuk bola mampu memperkecil luas penampang pusat semburan lumpur tetapi tidak menutup pusat semburan tersebut, ini dimaksudkan agar tidak lahirnya pusat semburan baru seperti yang dikhawatirkan banyak orang. ”Layaknya banyak kelereng yang dimasukkan dalam sebuah wadah, tapi kelereng-kelereng itu tidak menutup total wadah tersebut,” tambah Dr. Satria Bijaksana. Rencana awal dari metoda ini adalah memasukkan 1000 untaian bola beton kedalam pusat semburan lumpur, namun teknisnya dibagi dalam beberapa tahapan. Untuk saat ini, metoda bola beton ini terdiri dari 2 tahap. Tahap yang pertama telah diselesaikan dengan memasukkan 374 untaian bola pada pusat semburan lumpur. Memasukkan untaian bola beton pertama (24/02) hingga untaian bola beton terakhir (16/03) yang kuantitas untaian bola beton yang dimasukkan tergantung dari keadaan cuaca. Tahap kedua direncanakan akan memasukkan bola beton sebanyak 500 untaian. Tidak hanya memasukkan bola beton, mengetahui geometri kawah dengan menggunakan sistem sonar, mengukur bagaimana bola beton tersebut jatuh, mengukur temperatur lumpur juga dilakukan untuk mengetahui sifat fisis dari lumpur. Metoda inipun tidak luput dari kendala. Faktor alam menjadi kendala dominan seperti hujan, ketinggian tempat dan arah pergerakan angin. Tim insersi bola beton selalu melakukan monitoring, evaluasi serta analisis dalam metoda ini. Memang setelah dilakukannya metoda bola beton ini, kadar gas H2S menjadi meningkat. ”Ini dikarenakan insersi bola beton yang menurunkan tekanan sehingga banyak gas yang keluar,” jelas Dr. Satria Bijaksana.