Dosen Oseanografi ITB Bersama Dosen FPIK UBT Kembangkan Ekowisata Mangrove Berbasis Edukasi di Kota Tarakan
Oleh Maharani Rachmawati Purnomo - Mahasiswa Oseanografi, 2020
Editor Anggun Nindita
TARAKAN, itb.ac.id - Dosen Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi dengan Dosen Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Borneo Tarakan (UBT) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat mengenai pengembangan ekowisata mangrove berbasis edukasi di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Tarakan pada Selasa (1/10/2024).
Program ini hasil besutan dosen Oseanografi ITB, Dr. Eng. Faruq Khadami, S.Si., M.Si., bersama Novi Luthfiyana, S.Pi., M.Si., dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Borneo Tarakan (UBT). Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Kepala UTPD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan, Ridwanto Suma, yang menyambut baik inisiatif kerja sama ITB dan UBT.
Mengusung konsep Mangrove Maze, kegiatan ini melibatkan pelajar SMAN 01 Tarakan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya ekosistem mangrove dan potensi pengembangan ekowisata di wilayah Tarakan. Para siswa diajak untuk menjelajahi KKMB sambil mencoba berbagai permainan edukatif dengan sistem pos to pos. Mereka bisa memahami berbagai hal fundamental pada ekosistem mangrove, seperti siklus karbon, peranannya sebagai pelindung pantai dan keseimbangan ekologi, hingga diversifikasi produk dari mangrove.
Siswa-siswi sedang membuat miniatur struktur pantai dalam botol bekas untuk memahami proses abrasi dan fungsi mangrove sebagai proteksi pantai (Dok. Istimewa).
Dr. Eng. Faruq berharap kolaborasi ini dapat memberikan manfaat besar bagi peserta, masyarakat sekitar, maupun ekosistem mangrove. ”Diharapkan lewat pembelajaran yang dikemas dalam permainan interaktif ini, anak-anak bisa lebih mudah menyerap materi yang disampaikan,” tuturnya. Ia juga menargetkan agar siswa-siswi dapat ikut ambil bagian dalam pelestarian dan perawatan kawasan mangrove sekaligus bekantan yang menjadi ikon Kota Tarakan itu.
Selain itu, dilakukan pembuatan dan pemasangan papan informasi edukatif mengenai mangrove. Para pengunjung dapat memperoleh pengetahuan secara komprehensif tentang keanekaragaman hayati dan fungsi ekologis hutan mangrove lewat papan informasi yang menarik dan ringkas.
”Keberadaan 4 papan informasi ini membuat KKMB menjadi tempat wisata paket komplet. Tidak hanya melakukan rekreasi, pengunjung juga bisa belajar mengenai mangrove sambil berjalan-jalan, berolahraga, atau melakukan swafoto. Semoga hal ini bisa menggaet lebih banyak pengunjung yang datang ke KKMB,” ujar Novi.
Penyerahan buku kepada Kepala UPTD KPH Tarakan, Wakil Dekan FPIK UBT, dan guru SMAN 01 Tarakan (Dok. Istimewa).
Sinergi antara dua kampus ini juga melahirkan buku yang bertajuk Biodiversitas di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan di Kota Tarakan. Kontennya mencakup profil KKMB sebagai wisata edukasi, fungsi dan manfaat mangrove, deskripsi jenis tumbuhan mangrove di KKMB, deskripsi jenis ikan asosiasi mangrove di KKMB, serta ancaman dan tantangan yang dihadapi oleh ekosistem mangrove.
Pada akhirnya, Ridwanto berharap kegiatan pengabdian ini dapat berlanjut dan memberikan dampak positif lebih luas. Terutama untuk pengembangan potensi lokal yang lain dengan cara inklusif dan partisipatif. Dengan demikian, kelestarian lingkungan dapat terus terjaga, sembari meningkatkan kepedulian dan mendorong kesejahteraan masyarakat.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)