ITB Gelar Kyudai Now: Dorong Pendekatan Transdisiplin dan Pemanfaatan Teknologi untuk Layanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Kyushu University menyelenggarakan Kyushu University Forum “Kyudai Now”, Rabu (28/9/2024), secara luring di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha. Acara ini membahas mengenai berbagai isu global yang penting, yang terbagi dalam 4 sesi, salah satunya isu “Public Health” mengenai peningkatan teknologi untuk meningkatkan layanan pada kesehatan masyarakat, terutama bagi populasi rentan di Asia, termasuk Indonesia.
Dua pembicara, yaitu Assoc. Prof. Fumihiko Yokota dari Kyushu University, Jepang, membahas “Community Mobile Healthcare Services Project in Indonesia” atau proyek layanan kesehatan bergerak berbasis komunitas di Indonesia. Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Dwina Roosmini, M.Sc., dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, mengangkat topik “Enhancing Public Health and Water Qualify Systems”.
Prof. Yokota memulai presentasinya dengan memperkenalkan pendekatan transdisiplin yang digunakannya, yaitu kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam mendesain, memproduksi, dan menerapkan layanan kesehatan berbasis digital. Tujuan dari pendekatan ini adalah memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam upaya meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan.
Beliau membahas situasi penuaan populasi di Asia, termasuk Indonesia. Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan jumlah penduduk yang berusia 65 tahun atau lebih dalam 25 tahun ke depan. Menurutnya, situasi ini akan membawa tantangan baru bagi layanan kesehatan, terutama bagi lansia yang akan kesulitan mengakses fasilitas kesehatan tradisional. Untuk itu, Prof. Yokota dan tim saat ini tengah mengembangkan sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung diagnosis penyakit menular hanya melalui analisis data suara batuk yang dihasilkan pasien.
Prof. Yokota menjelaskan pentingnya pendekatan One Health, yang menekankan hubungan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Perubahan iklim, degradasi ekosistem, dan interaksi yang lebih sering antara manusia dengan hewan liar dan ternak telah meningkatkan risiko munculnya penyakit zoonosis, yaitu berbagai penyakit menular yang berasal dari hewan. Menurutnya, sekitar 75% dari penyakit menular baru yang muncul di dunia saat ini termasuk dalam zoonosis, termasuk Covid-19.
Beliau memaparkan data dari World Health Organization (WHO) yang menunjukkan bahwa pada tahun 2021, Covid-19 menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia, menggantikan stroke dan penyakit jantung yang sebelumnya menduduki puncak teratas. Menurutnya, data ini menggambarkan perubahan tren penyakit di Indonesia, dengan peningkatan jumlah penyakit menular yang harus diwaspadai.
Sementara itu, Prof. Dwina membawakan presentasi tentang upaya peningkatan kualitas air di Indonesia serta hubungannya dengan kesehatan masyarakat. Beliau menyoroti pentingnya pengawasan terhadap kualitas air sungai, terutama dalam upaya menangani limbah industri dan domestik yang mengalir ke sungai-sungai di Indonesia.
Prof. Dwina menjelaskan bahwa pengawasan kualitas air di Indonesia telah dilakukan melalui sistem monitoring daring yang diterapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia. Alat-alat pemantau dipasang di berbagai titik sungai untuk mengukur kualitas air secara real-time. Namun, menurutnya, meskipun sudah ada upaya perbaikan sejak tahun 2017, kualitas air di beberapa sungai utama di Indonesia, seperti Sungai Citarum di Jawa Barat, masih tergolong buruk.
Beliau menghubungkan buruknya indeks kualitas air sungai ini dengan timbulnya berbagai penyakit yang berbasis air, seperti diare. Menurutnya, terdapat korelasi antara tingkat pencemaran air dengan meningkatnya angka kejadian diare di daerah-daerah tertentu di Indonesia. Oleh karena itu, beliau menekankan perlunya upaya kolaboratif antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam memperbaiki kualitas air. Bersamaan dengan itu, kesehatan masyarakat akan meningkat dengan sendirinya.
Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)