Dosen Rekayasa Pertanian ITB Bantu Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Petani di Kecamatan Rancakalong

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


JATINANGOR, itb.ac.id—Rancakalong, sebagai salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, telah menjadi sorotan melalui berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Melalui upaya berkelanjutan dan kerja sama dengan masyarakat setempat, dosen-dosen ITB telah berhasil membantu dalam pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Salah satu dosen ITB yang terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Rancakalong adalah Dr. Mia Rosmiati.

“Kuncinya itu ada key person di sana yang bisa menggerakkan masyarakat dan memantau keberjalanan program,” ungkap Dr. Mia.

Dalam hal ini, Camat Rancakalong dan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) berperan sebagai key person yang mengawal dan mendukung kelancaran kegiatan pengabdian tersebut. Untuk menjaga komunikasi yang efektif, segala kegiatan dan informasi disampaikan melalui media sosial, seperti grup WhatsApp.

Beberapa kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Rancakalong meliputi pemanfaatan lahan pekarangan dan pengolahan hasil pertanian. Dr. Mia Rosmiati bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani melalui pengolahan hasil pertanian, seperti pembuatan jahe dan kunyit instan, dodol tomat, serta kremes ubi.

Selain itu, dosen ITB lainnya, Ramadhani Eka Putra, Ph.D., juga terlibat dalam kegiatan pengabdian dengan fokus pada pengaplikasian lebah tidak bersengat Trigona s.p dan black soldier fly (BSF) dalam budidaya pertanian. Selain itu, ia juga memberikan pendampingan kepada kelompok tani muda (Kelompok Tani Putra Mandiri) dalam budidaya tanaman cabe, buncis baby kenya, dan penerapan pertanian organik.

Pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat di Rancakalong. Selain meningkatkan hasil tani dan nilai tambah produk pertanian, program ini juga membantu meningkatkan pendapatan kelompok wanita tani (KWT) di daerah tersebut. Beberapa KWT yang mendapatkan pendampingan dalam kegiatan pengabdian masyarakat antara lain KWT Hanjuang Bungur dan KWT Puspakenanga, yang berhasil meningkatkan produksi jahe kunyit instan, bandrek, dan produk olahan lainnya.

Namun, dalam perjalanan pengabdian masyarakat ini, dosen-dosen ITB juga menghadapi kendala. Salah satu kendala yang mereka hadapi adalah tidak semua masyarakat dapat menerima dan mau melaksanakan secara berkelanjutan program-program yang diperkenalkan. Tanpa adanya sosok kunci yang mampu menggerakkan dan memotivasi masyarakat, kegiatan tersebut sulit untuk berjalan dengan lancar dan berkelanjutan.

Meskipun menghadapi beberapa kendala, para dosen ITB tetap berkomitmen untuk melanjutkan upaya pengabdian masyarakat di Rancakalong. Mereka menyadari bahwa pengembangan masyarakat membutuhkan kerja sama dan keterlibatan aktif dari semua pihak terkait.

Camat Rancakalong, Ili, S.Sos., menyebut pihak ITB banyak membantu masyarakat dalam hal keilmuan. Tak hanya itu, pihak ITB juga memberikan bantuan dari segi peralatan dan bibit.

“Sangat bermanfaat untuk pembelajaran dan membantu keberlangsungan kelompok,” ungkap Camat Ili.

Perwakilan KWT Hanjuangbungur, Yuyum mengatakan, sebelum adanya program-program tersebut, masyarakat cenderung untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Saat ini masyarakat memiliki kebun dan kolam ikan sendiri, sehingga kebutuhan dapur dipenuhi dari hasil budidaya.

“Alhamdulilah ini sampai sekarang yang paling terasa oleh ibu-ibu itu ya pruduksi kunyit sama jahe, membantu kebutuhan ekonomi sehari-hari,” tutur Yuyum.

Melalui kerja sama yang berkelanjutan dengan masyarakat setempat dan pemerintah daerah, para dosen ITB berhasil mengimplementasikan berbagai program pengembangan pertanian, peningkatan nilai tambah produk, dan pendampingan kepada kelompok tani. Diharapkan melalui upaya ini, kesejahteraan masyarakat di Rancakalong semakin meningkat dan menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain dalam pengembangan masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

Reporters: Ardiansyah Satria Aradhana (Rekayasa Pertanian, 2020)

Foto: Tim Pengabdian Masyarakat Rancakalong ITB