Dr. Daisuke Mizuno : Korosi dan Proteksi terhadap Korosi pada Otomotif
Oleh Gilang Audi Pahlevi
Editor Gilang Audi Pahlevi
BANDUNG, itb.ac.id- Pengembangan material yang mutakhir merupakan salah satu kunci atas kemajuan aplikasi ilmu pengetahuan untuk penerapan praktis. Material yang mutakhir memiliki ketangguhan yang baik, ringan, mudah dibentuk dan tentu saja tahan terhadap kondisi lingkungan bahkan pada tingkatan ekstrem sekalipun. Salah satu contoh ketahanan terhadap kondisi lingkungan adalah ketahanan terhadap korosi. Material yang digunakan untuk struktur dan otomotif harus tahan terhadap korosi agar dapat terus beroperasi pada jangka waktu yang relatif lama sebelum akhirnya mengalami kegagalan.
Topik tentang korosi yang terjadi pada otomotif inilah yang dibawa oleh Dr. Daisuke Mizuno, salah satu periset di JFE Steel Jepang. Beliau hadir di ITB-JFE Steel Joint Seminar yang diadakan pada Kamis (16/03/17). Bertempat di Ruang Seminar Labtek II FTMD ini mengusung tema “Advanced Technology Related to Automotive Steel Sheets”. Pada sesinya, Dr. Daisuke Mizuno menjelaskan jenis korosi yang umum pada otomotif hingga cara proteksinya.
Pada kendaraan yang telah beroperasi dalam rentang waktu tertentu, ada kemungkinan untuk terjadi korosi, baik yang ringan hingga yang parah. Jenis korosi yang kerap terjadi adalah cosmetic corrosion dan perforation corrosion. Cosmetic corrosion, seperti namanya, adalah jenis korosi yang terjadi di bawah lapisan cat kendaraan, utamanya di daerah yang mengalami goresan atau deformasi dalam bentuk apapun. Korosi jenis ini sudah tidak terlalu sering terjadi di dunia modern karena teknik pengecatan kendaraan yang sudah semakin mutakhir seperti pengecatan dengan pemberian muatan listrik ke cat dan permukaan kendaraan sehingga cat akan melekat dengan kuat dan merata di permukaan kendaraan. Perforation corrosion adalah jenis korosi yang terjadi di bagian yang bercelah atau menumpuk misalnya di bawah kap mesin atau di ujung-ujung bagian dalam pintu kendaraan. Baik cosmetic maupun perforation corrosion sangat dipengaruhi oleh ketebalan coating yang diberikan pada permukaan tersebut. Di belahan dunia yang mengalami musim salju, korosi juga bisa disebabkan oleh pelelehan es yang mengandung garam. Berdasarkan studi terhadap berbagai kasus korosi yang terjadi pada kendaraan, lima besar bagian mobil yang paling sering mengalami korosi adalah ujung dan bawah kap mesin, ujung bagasi, wheel house, side shills dan bagian ujung bawah pintu.
Diantara berbagai metode proteksi terhadap korosi pada otomotif, yang sering digunakan adalah metode hot dip galvanizing dan electro-galvanizing. Metode hot dip galvanizing dilakukan dengan cara steel strip dicelupkan secara kontinu ke dalam bak yang berisi lelehan seng. Metode ini banyak digunakan karena tergolong murah dan memiliki coating yang lebih tebal. Metode electro-galvanizing dilakukan dengan cara elektrolisis Zn-Fe ataupun Zn-Ni. Metode ini membutuhkan biaya yang lebih besar karena penggunaan daya listrik dalam proses pelapisan.
Metode hot dip galvanizing dikembangkan secara lebih lanjut menjadi proses galvannealed. Pada proses ini, besi yang telah melalui proses hot dip diberi perlakuan annealing. Pada tahap ini, konten Fe pada coating berkisar antara 7-15 wt%. Keunggulan galvannealed adalah produktivitas baik dan memiliki keseimbangan dalam performa. Metode galvannealed banyak digunakan oleh produsen besi Jepang karena permintaan mayoritas produsen otomotif yang ada di negara tersebut. Sementara metode hot dip galvanizing lebih banyak digunakan oleh negara-negara Eropa dan Amerika. Perbedaan ini dikarenakan permintaan produsen mobil di negara-negara terkait memiliki spesifikasi yang berbeda. Jepang mengutamakan paint adhesion yang lebih baik sehingga memilih produk galvannealed.