Dr. Indra Djati Sidi Raih Penghargaan Dosen Berprestasi ITB 2012
Oleh Neli Syahida
Editor Neli Syahida
Dinobatkan menjadi dosen berprestasi bukanlah hal yang sudah direncanakan oleh sosok yang akrab disapa Indra ini. Ia bercerita bahwa segala kegiatan yang ia lakukan intinya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan juga sumber daya manusianya. Komitmen dan dedikasinya dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia lah yang mengantarkannya pada penghargaan dosen berprestasi.
Sejak aktif mengabdi di Dinas Pendidikan Nasional tahun 1998, ayah dari tiga anak ini menemukan ketertarikan yang tinggi pada peningkatan kualitas dan pemerataan mutu pengajar di Indonesia. "Saya belajar pentingnya SDM dalam kontribusinya pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia," jelas Indra.
Ketertarikan dan niatnya untuk memperbaiki pendidikan ia wujudkan dengan membentuk program-program pembinaan guru jarak jauh di Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan satelit sehingga tayangan pelatihannya dapat langsung ditonton di tempat guru-guru tersebut berada.
Keinginannya untuk memajukan pendidikan Indonesia ia wujudkan dengan menjadi Ketua Dewan Pembina untuk dua lembaga pemberdayaan pengajar di Indonesia, yaitu Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Yayasan Pendidikan Abdi Negara. Dalam kurun waktu 4 tahun ini, ia juga membina guru-guru untuk Indonesia bagian timur dengan membuat Yayasan Guru Cerdas.
Masa Menjadi Mahasiswa
Saat ditanya tentang pengalaman yang paling diingat, ia langsung bercerita tentang kehidupan mahasiswa yang pernah ia jalani. Mantan atlet sprinter ini mengatakan bahwa pengalaman kuliah dan pertemanan yang ia miliki adalah kenangan spesial dan yang paling berharga. "Kau akan menjadi solid ketika tantangan dihadapi bersama," kenangnya. Indra berkata bahwa kesibukannya sebagai atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) provinsi Jawa Barat dan Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) membentuk karakter tangguh dan disiplin dari dalam dirinya. "Kalau melepas itu (kesibukan organisasi), maka kita akan kehilangan banyak. Kesibukan adalah hikmah di ITB," ujar Indra.
Pria yang gemar berolahraga ini merasa bahwa mahasiswa di era ini memiliki tekanan akademik lebih besar dibanding dahulu. Saat ditemui di ruang kerjanya yang dipenuhi buku-buku ilmu struktur, Indra berpesan bahwa mahasiswa harus mempunyai jiwa kepemimpinan dan manajemen sumber daya manusia agar bisa bersaing di masa depan. "Kedua hal itu hanya ada di bidang ekstrakurikuler. Jangan berpatok pada akademik saja," tutur Indra di akhir wawancara.
Kiprah Dr. Ir. Indra Djati Sidi MS
Lahir di Amsterdam, 5 Juni 1953 , Dr. Indra merupakan alumnus Teknik Sipil ITB 1976, kemudian melanjutkan pendidikan di University of Illinois, Amerika Serikat untuk jenjang magister pada tahun 1981 dan jenjang doktor pada tahun 1986. Selepas pendidikannya, beliau langsung di angkat menjadi dosen tetap pada program studi Teknik Sipil ITB sejak 1976 hingga sekarang dengan kelompok keahlian Ilmu Struktur.
Sebelumnya beliau pernah menjadi calon rektor ITB periode 2010-2014 dan pernah menjadi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan pada tahun1989-1997. Di luar ITB, beliau pernah menjabat sebagai Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) di bawah Depdiknas RI pada tahun 1998-2005. Beliau juga aktif pada organisasi bidang keolahragaan seperti Wakil Ketua II Umum KONI Pusat pada tahun 1998 - 2003.
Prestasi-prestasi yang pernah dicapainya hingga saat ini antara lain The World Bank Award for Excellence, for outstanding achievements in support of The National Scholarships and Grants Program pada tahun 2000, Penghargaan Berprestasi Tinggi Kursus LEMHANNAS Angkatan ke VII tahun 1998, Bintang Jasa Utama dari Presiden Republik Indonesia tahun 1998, Satya Lencana Karya Satya 10 tahun dari Presiden Republik Indonesia tahun 1996, Sumono Prize , Dosen Teladan dipilih oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil (HMS) ITB tahun 1987.
Oleh: Dewi Nanti R., Devi Medhira, dan Nida Nurul Huda (IJA 2012)