Drama Oddisey SBM-ITB, Unik Untuk Sebuah Ujian Semester

Oleh

Editor

Sebuah ujian semester unik akan berlangsung di institusi teknologi ini. Mungkin itu kesan pertama yang muncul ketika membaca rencana pementasan drama musikal oleh para mahasiswa SBM-ITB, 27 Juli yang akan datang, dengan judul pementasan "Oddisey". Terlepas dari unsur seni pertunjukan yang disajikan, "anak baru" ITB ini mencoba membuktikan bahwa dibalik pementasan drama ini terdapat proses pembelajaran bagi mahasiswa untuk menerapkan konsep-konsep manajemen. Disini juga mahasiswa-mahasiswa SBM ini tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan, namun juga harus memiliki kemampuan dalam berorganisasi dan menentukan sikap dalam dunia bisnis. Sebuah proses yang menarik, karena mahasiswa dikondisikan untuk memahami konsep manajemen secara aplikatif melalui usaha dan kerja yang dinamis dari berbagai level manajemen untuk mempersiapkan pementasan ini. Mengapa drama yang dipilih? SBM ITB melakukan inovasi ini karena meyakini bahwa melalui drama, suatu peluang usaha dapat tercipta. Kegiatan ini dipraktekan selayaknya suatu perusahaan dijalankan. Drama adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan organisasi yang efektif. Pementasan drama ini menggunakan metode penilaian "peer evaluation", dimana mahasiswa berhak menilai kinerja setiap anggota organisasi mulai dari persiapan hingga akhir pementasan. Hal ini bertujuan agar penilaian tidak bergantung kepada staf pengajar semata. Pertunjukan drama ini sendiri merupakan aplikasi dari mata kuliah Management Practice yang diperoleh pada semester tiga ini, setelah sebelumnya para mahasiswa mendapatkan pengetahuan dasar teater pada mata kuliah Artistic Recollection. Dari sisi pementasan, dimana proses pembelajaran terjadi ini akan ditampilkan ke depan publik dan menjanjikan sebuah suguhan menarik dari ‘mahasiswa sekolah bisnis’ yang tampil bagaikan pelakon profesional. Empat repertoar drama akan tampil masing-masing dengan durasi 30 menit di Dago Tea House pada 27 Juli 2005. Sinopsis repertoar: 1. Real Lies kisah tentang Galang . . . pria yang mengalami trauma mendalam . . . hingga memiliki dua sisi kepribadian . . . 2. Alamak' Jin sesosok anak jin ingin turun ke bumi . . . dan merasakan cinta seperti manusia . . . 3. Bunga Rampai bagaimana jadinya . . . jika sang penguasa justru menjadi sumber derita bagi rakyatnya . . . berpadu dengan kisah cinta dua anak manusia yang mengadapi banyak halangan . . . 4. The Admirer cinta tidak selalu berbalas seperti harapan kita . . . cinta juga memiliki sisi gelap . . . yang seringkali tidak dapat kita duga . . . Kreativitas yang dibangun ini bertujuan mengenalkan sebuah keterkaitan antara proses bisnis dan manajemen terhadap dunia seni pertunjukan. Pengemasan dunia seni pertunjukan dalam bingkai produk, dijual pada konsumen yang membeli hiburan. Alamiah jika produk hiburan adalah kebutuhan manusia. Memang menjadi sebuah ujian semester yang unik di kampus ITB. Bagi yang berminat untuk menyaksikan dapat langsung membeli tiket pertunjukan seharga Rp 20.000,- pada hari pelaksanaan, 27 Juli 2005, pukul 19.00 - 22.00 WIB, bertempat di Taman Budaya Dago Tea House, Bandung. Lebih menarik lagi, seluruh dana yang terkumpul dari pertunjukan ini direncanakan akan disumbangkan ke sekolah-sekolah kurang mampu di Kota Bandung. Patut disimak dan disaksikan, "Oddisey, The Opera and Drama Inspired by SBM for Charity".