Electrical Engineering Days 2014: Pamerkan Kreativitas Karya Mahasiswa Berbasis Teknologi
Oleh Teguh Yassi Akasyah
Editor Teguh Yassi Akasyah
"Pameran TA ini bertujuan untuk menilik kemampuan mahasiswa dalam penguasaan engineering process, specification design, hingga seluruh kelengkapannya yang tergambar melalui karya mereka," tutur Arif Sasongko (Dosen Teknik Elektro ITB) selaku Ketua Panitia EE-days. Dalam pemaparannya, Arif menambahkan bahwa pameran ini juga merupakan ajang untuk berinteraksi dengan pihak industri dan masyarakat. "Pameran ini akan menjadi sarana untuk mengkomunikasikan karya mereka, serta mengasah softskill, terutama komunikasi dan kemampuan team building dari lulusan Teknik Elektro ITB," tambah Arif.
Pameran tersebut menampilkan karya dari 147 mahasiswa yang terbagi menjadi 50 kelompok. Peserta yang mengikuti pameran tersebut terdiri dari 122 mahasiswa angkatan 2010, dan sisanya adalah angkatan 2009 serta mahasiswa Program Pasca Sarjana dari Teknik Elektro ITB. Beberapa klasifikasi karya yang ditampilkan mulai dari produk elektronika untuk pertanian, kesehatan, pertahanan, komersial dan advertising, robotika hingga telekomunikasi.
Setiap karya yang dipamerkan memiliki keunggulan masing-masing. Melalui keunggulan ini jugalah karya tersebut dinilai. Salah satu karya yang menarik perhatian adalah karya yang menerapkan konsep sensor otak yang diusung oleh Ausi Hernanto (Teknik Elektro 2009), Muhammad Husni (Teknik Elektro 2009), dan Makmur Koko (Teknik Elektro 2009). Karya mereka berjudul 'Brain Computer Interface Sebagai Pengendali Robot Tangan'. Tim ini merancang sebuah alat yang dapat mengirimkan sinyal otak untuk menggerakan sebuah robot tangan yang didesain portable sehingga dapat digunakan secara praktis dengan bantuan aplikasi BCI2000.
"Perancangan alat berbasis sensor otak ini awalnya didesain untuk dapat membantu penderita penyakit stroke yang menyebabkan tidak bergeraknya jaringan tubuh. Melalui alat ini, kami merancang sebuah sistem yang dapat menggerakan benda dengan perintah langsung dari penderita tersebut," tutur Ausi dalam penjelasannya mengenai karya tersebut. Konsep brain computer interface juga dikembang oleh tim lain dengan bentuk yang berbeda, namun menggunakan basis teknologi yang sama.
Berbeda dengan karya tim Ausi, sebuah karya yang dinamai 'UAV Oktorotor' turut mengambir perhatian. Karya tersebut diusung oleh Kharisma Leader (Teknik Elektro 2010), Andri Rahmad (Teknik Elektro 2010), dan Deswandini (Teknik Elektro 2010). "Kami mendesain sebuat wahana terbang tanpa awak bertipe rotorcraft yang mampu melakukan penjejakan visual secara otomotis dengan bantuan sistem pemodelan gerak visual, computer vision, dan navigasi," tutur Kharisma. Alat ini mampu bergerak dan mendeteksi daerah yang diperintahkan dengan otomatis setelah diperintah sesuai kemauan penggunanya.
Seluruh karya yang terpajang di pameran ini sangat unik dan kreatif. Mahasiswa mampu memperlihatkan daya kreativitas yang tinggi, tercermin dalam kemampuan mengolah ide menjadi sebuah produk yang bermanfaat. Pengaplikasian ilmu yang diperoleh sangatlah penting bagi setiap mahasiswa. "Melalui hal seperti ini, mahasiswa dapat mengeksplorasi diri dari ilmu yang diperoleh, serta menyeimbangkan antara abstraksi dengan kenyataannya," tambah Arif.