Dr.rer.nat Alucia Anita Artarini: Wanita Indonesia Paling Inspiratif 2015 Pilihan L’Oréal

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor Teguh Yassi Akasyah

BANDUNG, itb.ac.id - Dalam peradaban global saat ini tiap bangsa dituntut untuk saling berkompetisi. Sains dan inovasi teknologi merupakan kunci utama yang harus dipacu perkembangannya. Salah satu cara pengembangan sains adalah melalui penelitian yang harus dilakukan oleh siapapun secara universal. Kaum perempuan pun dapat memiliki andil yang besar dalam perubahan peradaban dunia ini. Bahkan tak sedikit perempuan yang telah membuktikan mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa dalam perkembangan sains. Untuk itu, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkerjasama dengan L'Oreal Indonesia menyelenggarakan program For Women in Science (FWIS)

Program ini diprakarsai pertama kali pada tahun 1998 berkat kemitraan global antara L'Oreal International dan UNESCO dengan memberikan award kepada para perempuan peneliti di seluruh dunia termasuk Indonesia. Hal ini sebagai wujud penghargaan, pengakuan, dan dukungan bagi para peneliti perempuan dalam kiprahnya terhadap inovasi dan pengembangan sains. ITB sendiri telah memiliki empat orang perempuan peneliti yang memperoleh perhargaan ini, antara lain: Dr. Fenny Martha Dwivany (SITH), Dr. M.T.A.P. Kresnowati, Elvi Restiawaty, Ph.D (Rekayasa Hayati), dan Dr. Eng.Yosi Agustina Hidayat S.T.(Teknik Industri).

Beranjak ke tahun 2015, pada awal Desember 2015, peneliti asal ITB yang mendapat kesempatan menyandang gelar FWIS 2015 adalah Dr.rer.nat Alucia Anita Artarini (Dosen Sekolah Farmasi ITB). Membawa proposal penelitian dengan judul "Metode Skrining Senyawa Anti Virus Influenza", Alucia Anita mencoba mempublikasikan teknik penanganan senyawa anti virus influenza, mengingat bahwa virus tersebut adalah salah satu penyebab penyakit yang sering menyerang tubuh manusia. Melalui kepiawaiannya tersebutlah, nama Alucia Anita keluar sebagai penyandang gelar.

President Director PT L'Oreal Indonesia Vismay Sharma, mengatakan bahwa berdasarkan survei opini yang telah dilakukan oleh L'Oreal Foundation, 67% masyarakat Eropa berpikir bahwa wanita tidak bisa menjadi peneliti yang andal. Ia juga menilai banyak wanita Indonesia yang tidak tertarik terjun ke bidang sains karena adanya stereotipe seperti sulit menikah hingga kehidupan yang rumit. Peneliti wanita yang memenangkan penghargaan ini disebut fellowship L'Oreal-UNESCO FWIS Nasional 2015. Mereka dipilih oleh tujuh orang juri kompeten di bidang penelitian dan sains. Masing-masing peneliti terpilih juga karena telah melakukan penelitian mendalam dan tentu bisa menghasilkan sesuatu yang berguna untuk bangsa.

Selain Alucia Anita, tiga peneliti wanita asal Indonesia lainnya yang turut mendapatkan gelar tersebut adalah Sastia Prama Putri, Ph.D., Dr. Anawati M.Sc, dan Kiky Corneliasari Sembiring, M.Eng. Sebagai salah satu penyandang gelar, Sastia Prama juga merupakan lulusan ITB yang saat ini aktif sebagai Asisten Profesor di Osaka University. "Di balik kesibukan saya, saya tetaplah seorang ibu, jadi untuk perempuan Indonesia jangan berpikir membatasi potensi diri sebagai perempuan peneliti karena kita tetap bisa memperhatikan keluarga dan menjadi ibu rumah tangga yang baik," jelas Sastia (dikutip dari fa.itb.ac.id).

Sumber informasi: fa.itb.ac.id