Dua Wisudawan SBM ITB Raih IPK 4,0 dan Publikasi di Jurnal Internasional
Oleh Lavena Laduri -
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Wisuda ITB Periode Agustus 2025 menjadi momen bersejarah bagi Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung, Sabtu (30/8/2025). Dua wisudawan mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,0 sekaligus menorehkan capaian akademik di tingkat internasional. Mereka adalah Rindawati Maulina, lulusan Program Doktor Sains Manajemen (DSM), dan Ririen Clara Octavia, lulusan Program Magister Administrasi Bisnis (MBA).
Rindawati menorehkan IPK 4,0 sekaligus menerbitkan dua artikel di jurnal internasional bereputasi Q1 dan tiga artikel di jurnal Q2. Ia mengakui bahwa perjalanan doktoral bukanlah hal yang mudah.
“S3 itu ibarat naik rollercoaster, ada naiknya, ada turunnya, tapi semua bisa dilalui dengan disiplin dan dukungan yang tepat,” ujarnya.
Menurutnya, pencapaian tersebut lahir dari disiplin, manajemen waktu, serta dukungan keluarga dan promotor.
"Setiap revisi membuat saya semakin kuat. Jangan pernah menyerah meskipun ditolak, karena setiap penolakan sebenarnya membentuk kita menjadi lebih baik,” katanya.
Bagi Rindawati, publikasi bukan sekadar tuntutan akademik, melainkan kontribusi penting bagi pengembangan ilmu. Ia menekankan pentingnya membaca banyak jurnal, memahami gap riset, dan menulis dengan konsisten. Selain itu, ia menuangkan pengalamannya dalam sebuah buku yang ditulis bersama Adrian Ariatin (alumni DSM-ITB). Buku tersebut memuat panduan lengkap studi doktoral, mulai dari tahap persiapan hingga dinamika kehidupan mahasiswa S3, dengan cakupan audiens lebih luas di tingkat nasional maupun internasional.

Sementara itu, Ririen menutup studi magisternya dengan IPK 4,0 dan keberhasilan menulis artikel yang diterima di jurnal internasional bereputasi Q2. Artikel ini berawal dari tugas kuliah yang kemudian dikembangkan bersama dosen pembimbing.
“Awalnya saya hanya mengerjakan tugas kuliah, tapi setelah terus dikembangkan bersama dosen pembimbing dan banyak membaca literatur tambahan, akhirnya bisa diterima di jurnal Scopus,” tuturnya.
Bagi Ririen, manajemen waktu adalah kunci. "Kalau bisa dikerjakan sekarang, jangan ditunda. Itu yang membuat saya bisa fokus dan menjaga kualitas akademik. Intinya banyak berdiskusi, banyak membaca, dan jangan takut mencoba,” ujarnya.
Baik Rindawati maupun Ririen sama-sama menegaskan bahwa keberhasilan bukan semata karena kecerdasan, tetapi juga kedisiplinan, konsistensi, serta sikap pantang menyerah. Rindawati menekankan pentingnya mental tangguh dalam menghadapi penolakan publikasi, sedangkan Ririen menunjukkan bahwa keseriusan dalam mengerjakan setiap tugas dapat membuka jalan menuju pencapaian yang lebih besar.
Prestasi keduanya menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras, dukungan lingkungan akademik, serta semangat belajar yang tinggi, mahasiswa SBM ITB mampu berkontribusi pada dunia akademik internasional.









