Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M. Eng., menerima penghargaan tersebut mewakili Rektor ITB. Menurut Prof. Jaka, penghargaan yang diberikan Kemendikbudristek sejalan dengan rencana strategis (Renstra) ITB selama lima tahun terakhir ini dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Maka tak heran, ITB menjadi salah satu dari tiga Perguruan Tinggi Negeri terbaik yang mendapatkan penghargaan tersebut.

"Dari sekian banyak Perguruan Tinggi Negeri, menunjukkan kita yang terbaik. Selain ITB ada UGM dan IPB. Artinya pelaksanaan program kita diapresiasi pemerintah," katanya saat diwawancara Jumat (31/5/2023).

Prof. Jaka menyatakan pelaksanaan program MBKM menjadi sebuah wahana untuk mencapai target-target dari Renstra. Di mana secara umum, ITB telah menerapkan konsep matching fund secara menyeluruh.

"Kegiatan MBKM itu sudah dilakukan ITB, seperti hilirisasi produk, kerja sama dengan industri, hingga keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan industri. Hal yang sesuai dengan tujuan yang ada di renstra kita," ujarnya.

Selain itu, Prof. Jaka juga menyampaikan pada program Matching Fund ini, ITB mempersiapkan sekitar 15 sampai 20 proposal dengan total anggaran kurang lebih Rp 15-20 miliar.

"Ada beberapa hal yang menjadi kendala, namun yang penting ada koordinasi dari semua. Tapi secara konsep, program ini bagus dan telah diimplementasikan," jelasnya.

Program Matching Fund merupakan salah satu program MBKM yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri. Melalui program ini, riset-riset yang selama ini dikembangkan oleh perguruan tinggi dapat secara cepat dimanfaatkan oleh industri.

Selain itu, program ini juga dapat memberikan gambaran kepada perguruan tinggi riset seperti apa saja yang saat ini sedang dibutuhkan oleh dunia industri. Melalui platform kedaireka.id, para periset di perguruan tinggi dapat mengajukan dan mengolaborasikan hasil risetnya kepada dunia industri secara efisien dan efektif.