Dukungan untuk Mahasiswa: Kabinet dan IOM ITB Adakan Ruang Konsultasi Mengenai Kesehatan Mental
Oleh Qonita Aulia Rahmatullah - Mahasiswa Teknik Pangan, 2022
Editor M. Naufal Hafizh

JATINANGOR, itb.ac.id – Masa transisi dari SMA ke perguruan tinggi kerap menjadi tantangan besar bagi banyak mahasiswa, terutama dalam hal mental. Perubahan lingkungan yang drastis, tuntutan akademik yang lebih tinggi, serta perasaan tertekan untuk mencapai ekspektasi diri dan orang lain bisa memicu stres dan kecemasan. Hal tersebut menjadi alasan penting bagi mahasiswa untuk mengenali dan mengelola kondisi mental mereka dengan baik. Seminar mengenai kesehatan mental pun diadakan pada Sabtu (21/12/2024), di Auditorium GKU 2 Lantai 3 ITB Kampus Jatinangor.
Acara ini diselenggarakan oleh Bagian Kesejahteraan Mahasiswa Kabinet KM ITB Jatinangor bekerja sama dengan Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM), BK ITB, dan komunitas Teman Bicara, dengan tujuan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mental di kalangan mahasiswa.
Seminar ini bertujuan membantu mahasiswa memahami gejala-gejala mental yang sering terjadi, seperti stres dan kecemasan, yang kerap menjadi dampak dari tekanan akademik dan kehidupan sosial mereka.
Herdiana Muktikanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog, memulai seminar dengan membahas manajemen stres. “Stres adalah tekanan yang kita hadapi setiap hari, baik itu dari akademik, sosial, ataupun finansial,” ujarnya. Ada dua jenis stres, eustress yang mengarah pada kondisi positif, dan distress yang menghambat produktivitas.

Beliau pun memperkenalkan teknik 4A dalam mengelola stres, yaitu mencari tahu sumber stres, menghindarinya jika memungkinkan, dan cara menghadapinya dengan lebih bijak.
Sementara itu, psikolog lainnya, Deasy Andrianti, membahas tentang kecemasan yang kerap dialami mahasiswa. “Cemas sering muncul karena kita tidak memiliki informasi yang cukup. Salah satu bentuknya adalah distorsi kognitif, seperti berpikir hitam-putih atau menyimpulkan sesuatu tanpa bukti,” katanya.
Beliau juga memperkenalkan serta mengajak mahasiswa mendemonstrasikan berbagai teknik pernapasan sebagai cara mengatasi kecemasan. Beliau menyarankan agar mahasiswa tidak ragu mencari bantuan apabila kecemasan semakin mengganggu.
“Jika masih merasa cemas, saya melampirkan nomor kontak Teman Bicara, karena menceritakan perasaan dapat membantu meredakan stres,” ujarnya.
Bu Lulu, perwakilan dari IOM, mengatakan, "Teman Bicara adalah wadah yang kami buat untuk para mahasiswa yang membutuhkan tempat berbagi. Kami ingin membantu kalian agar bisa lulus dan meraih potensi terbaik."
Teman Bicara menyediakan orang tua yang peduli dan siap mendengarkan tanpa menghakimi. Memfasilitasi pula mahasiswa-mahasiswa yang tidak bisa berbagi cerita dengan orang tua masing-masing.

Di sisi lain, Wakil Kabinet Keluarga Mahasiswa, Lathifah Choiriyah, menyampaikan agar mahasiswa memiliki mindset yang kuat dan jangan pernah merasa sendiri. Program ini diharapkan dapat terus berkembang dan membantu mahasiswa ITB dalam menjaga kesehatan mental mereka selama masa studi.
Reporter: Qonita Aulia Rahmatullah (Teknik Pangan, 2022)