ITB Gelar PFA 2024 Khusus Orang tua, Langkah untuk Mendukung Kesehatan Mental Mahasiswa
Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
JATINANGOR, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan Psychological First Aid (PFA) bagi orang tua mahasiswa baru, Selasa (13/8/2024), di Auditorium GKU 2, ITB Kampus Jatinangor. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) ITB 2024 dan mengusung tema “PFA sebagai Upaya Pertolongan Pertama Psikologis di Lingkungan Kampus ITB”.
Direktur Kemahasiswaan ITB, D.Arch. G. Prasetyo Adhitama, S.Sn., M.Sn., menyampaikan bahwa acara ini diadakan sebagai langkah awal bagi orang tua mengenal lebih dekat tantangan yang mungkin dihadapi mahasiswa baru. Peran orang tua penting dalam mendukung anak-anaknya agar dapat menjalani masa perkuliahan dengan baik.
“Kegiatan pelatihan Psychological First Aid (PFA) merupakan salah satu rangkaian dari Penyambutan Mahasiswa Baru yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang tua mahasiswa baru ITB tentang pentingnya kesehatan jiwa yang sehat dan upaya pertolongan pertama secara psikologis,” ujarnya.
Materi pertama yang disampaikan berfokus pada peran orang tua dalam mendukung kesehatan mental mahasiswa. Psikiater dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dr. Dini Indriyani, Sp.KJ., memaparkan tentang pentingnya dukungan orang tua dalam membangun kesehatan mental yang kuat bagi mahasiswa.
Beliau menjelaskan bahwa mahasiswa saat ini, yang sebagian besar adalah Generasi Z, memiliki karakteristik khusus yang membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental. Peran orang tua sebagai support system sangat penting. Gangguan mental pada mahasiswa dapat memengaruhi prestasi akademik dan sosial. Oleh karena itu, menurutnya, deteksi dini dan upaya pencegahan yang tepat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko gangguan mental yang lebih serius.
Beliau juga membahas lima diagnosis utama terkait kesehatan mental yang perlu diwaspadai, yaitu depresi, kecemasan, ide bunuh diri, gangguan makan, dan penyalahgunaan zat. Adapun kondisi stres yang berkepanjangan dapat memicu gangguan mental yang serius. Orang tua diharapkan dapat memberikan dukungan emosional, mendengarkan keluh kesah anak tanpa menghakimi, dan membantu mereka menemukan solusi secara bersama-sama. Selain itu, orang tua diimbau lebih peka terhadap tanda-tanda awal gangguan mental seperti perubahan perilaku atau keluhan fisik yang bahkan mungkin tampak sepele.
Materi kedua, yang disampaikan oleh Psikolog Kemahasiswaan ITB, Karlina S.Psi., M.Psi., menekankan pada peran orang tua sebagai support system dalam proses pembelajaran. Karlina memaparkan beberapa permasalahan umum yang dihadapi oleh mahasiswa ITB, termasuk adaptasi terhadap lingkungan baru, membangun hubungan sosial, serta tekanan akademik.
Beliau menekankan bahwa faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi mental mahasiswa. Sejumlah saran praktis kepada orang tua disampaikan, seperti menghindari ekspektasi yang tidak realistis, menciptakan situasi yang mendukung untuk anak, dan mendorong mereka menyelesaikan masalah secara mandiri, namun tetap dalam bimbingan orang tua.
Selain itu, dalam sesi ini diperkenalkan Psychological First Aid (PFA), dengan fokus pada pentingnya self-awareness bagi orang tua. Beliau menyampaikan tiga prinsip dasar, sering disebut 3L, yang perlu dipahami oleh orang tua, yaitu look, listen, dan link. Prinsip ini dirancang untuk membantu orang tua mengamati kondisi mental anak (look), mendengarkan keluhan mereka tanpa menekan (listen), dan membantu membangun koneksi dengan profesional jika diperlukan (link). Orang tua pun diajak berpartisipasi dalam simulasi teknik “butterfly hugs”, sebuah metode terapi untuk menstabilkan emosi.
Materi terakhir disampaikan Dr. Media Yuni Kurniawati, Sp.S., spesialis neurologi yang juga memperkenalkan Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM) ITB. IOM ITB, yang telah berdiri sejak 1968, turut berperan aktif dalam mendukung kesejahteraan mahasiswa, termasuk dalam bidang kesehatan mental. IOM bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan ITB untuk memberikan dukungan yang diperlukan oleh mahasiswa selama masa studi mereka di ITB, sebagai representasi kehadiran orang tua dalam kehidupan akademik mahasiswa.
PFA 2024 diharapkan mampu memberikan wawasan bagi orang tua mahasiswa baru tentang bagaimana langkah yang tepat dalam mendukung kesehatan mental anak-anak mereka selama masa perkuliahan. Dengan adanya dukungan dari orang tua, diharapkan mahasiswa baru dapat menjalani masa transisi dengan lebih baik dan siap menghadapi tantangan akademik dan sosial di lingkungan kampus.
Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)